Yazan Abu Ful, bocah laki-laki berusia 2 tahun yang menderita kekurangan gizi, berdiri bertelanjang dada di rumah keluarganya di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Rabu (23/7/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Dana Anak-anak PBB (UNICEF) pada Jumat (1/8) mendesak masyarakat internasional untuk bertindak cepat guna mencegah kematian massal anak-anak di Jalur Gaza. UNICEF menegaskan, kondisi terus memburuk di tengah perang genosida Israel yang sedang berlangsung.
"Hari ini, saya ingin tetap fokus pada Gaza, karena di Gaza merupakan lokasi di mana terjadinya penderitaan paling parah dan anak-anak meninggal pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Ted Chaiban, wakil direktur eksekutif UNICEF, dalam sebuah pengarahan mengenai perjalanannya baru-baru ini ke Timur Tengah.
"Kita saat ini berada di persimpangan jalan, dan pilihan yang dibuat sekarang akan menentukan apakah puluhan ribu anak akan hidup atau mati," lanjut Chaiban.
Setelah mengunjungi Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Gaza dan Tepi Barat, Chaiban mengatakan itu adalah kunjungan keempatnya ke Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
"Anda melihat gambar-gambar di berita, dan Anda tahu apa yang telah terjadi, tetapi tetap saja mengejutkan ketika Anda berada di sana; tanda-tanda penderitaan dan kelaparan yang parah terlihat di wajah keluarga dan anak-anak," papar dia.
Lebih dari 18.000 anak telah terbunuh di Gaza sejak awal perang."Gaza saat ini menghadapi risiko kelaparan yang serius... Satu dari tiga orang di Gaza mengalami hari-hari tanpa makanan, dan indikator malnutrisi telah melampaui ambang batas kelaparan, dengan malnutrisi akut global kini mencapai lebih dari 16,5 persen," kata dia.
"Saat ini, lebih dari 320 ribu anak kecil berisiko mengalami malnutrisi akut," tambah dia.
sumber : Antara