Wapres Gibran Rakabuming Raka bersama Wamenaker Emmanuel Ebenezer meninjau distribusi BSU di Kantor Pos.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 telah digulirkan pemerintah sejak 3 Juli dan akan berakhir pada 3 Agustus. Empat hari jelang batas akhir pencairan BSU di Kantorpos, terdapat 1 juta penerima BSU yang belum mengambil haknya. Jika tidak segera dicairkan, maka BSU akan hangus.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) sudah mencapai 92,63 persen secara nasional.
“Hingga 29 Juli 2025, BSU telah tersalurkan kepada 14,7 juta pekerja, atau 92,63 persen dari total 15,9 juta penerima secara nasional,” kata Menaker Yassierli dikutip dari keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia memastikan pihaknya akan mempercepat distribusi bantuan ini kepada para penerima yang berhak, terutama penyaluran melalui PT Pos Indonesia.
“Kami terus mempercepat penyaluran, dan PT Pos Indonesia berkomitmen untuk tetap membuka layanan di luar jam operasional, termasuk pada akhir pekan,” ujar Yassierli.
Adapun penyaluran BSU sendiri telah disaksikan secara langsung oleh Menaker di beberapa kota di Indonesia, termasuk salah satunya di Kantor Pos Cabang Utama Padang, Sumatera Barat, bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Bentuk kepedulian
BSU diberikan pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) kepada pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta. BSU merupakan bentuk kepedulian pemerintah dalam menjaga daya beli para pekerja di tengah tantangan ekonomi. BSU senilai Rp600 ribu diberikan sekaligus untuk alokasi dua bulan, Juni dan Juli 2025, dengan rincian Rp300 ribu per bulan.
PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND ditunjuk pemerintah sebagai penyalur resmi BSU 2025 melalui Kantorpos. Penyaluran BSU di Kantorpos ditujukan untuk menjangkau sekitar 8,7 juta pekerja dari total target penerima 17 juta pekerja di seluruh Indonesia. Pencairan dana BSU di Kantorpos ini dapat menjangkau hingga ke wilayah pelosok, mengingat Kantorpos tersedia di lebih dari 4.000 lokasi se-Indonesia.
Penyaluran ini juga menyasar para penerima yang tidak memiliki rekening bank Himbara atau mengalami kegagalan transfer dana bantuan.
sumber : Antara