Jakarta, CNBC Indonesia - Hizbullah memperingatkan Lebanon terancam "civil war" alias perang sipil. Hal ini dikatakan Pimpinan Hizbullah, Naim Qassem, menegaskan penolakannya terhadap pelucutan senjata kelompok itu, Jumat (15/8/2025).
Ia bahkan mengatakan siap bertempur untuk mempertahankan persenjataan. Ia pun menuduh pemerintah Lebanon "menyerahkan" negara jazirah Arab itu kepada Israel dengan mendorong pelucutan senjata.
"Pemerintah sedang melaksanakan perintah Amerika-Israel untuk mengakhiri perlawanan, meskipun itu akan berujung pada perang saudara dan pertikaian internal," kata Qassem dalam pidato yang disiarkan televisi setelah bertemu dengan kepala keamanan tertinggi Iran, Ali Larijani, yang negaranya telah lama mendukung kelompok itu.
"Perlawanan tidak akan menyerahkan senjatanya selama agresi berlanjut, pendudukan berlanjut, dan kami akan melawannya... jika perlu untuk menghadapi proyek Amerika-Israel ini, berapa pun biayanya," tambahnya sebagaimana dikutip AFP.
Ia pun mendesak pemerintah untuk tidak menyerahkan negara kepada penjajah. Menurutnya ada dengan keserakahan yang tak terbatas yang sedang terjadi.
Sejak perang melawan Israel tahun lalu, Hizbullah tampak sangat lemah. Di bawah tekanan AS, pemerintah Lebanon pun telah memerintahkan militer untuk menyusun rencana pelucutan senjata kelompok tersebut pada akhir tahun.
Iran, yang disebut sebagai "poros perlawanannya" yang mencakup Hizbullah, juga mengalami serangkaian kemunduran. Terbaru dalam perang dengan Israel, AS menyerang situs nuklir Teheran.
Mengutip Trading Economics yang merujuk Bank Dunia (World Bank), Produk Domestik Bruto (PDB) di Lebanon bernilai US$ 20,08 miliar (Rp 325 triliun) pada tahun 2023. Nilai PDB Lebanon mewakili 0,02%dari ekonomi dunia.
PDB di Lebanon rata-rata sebesar US$25,41 miliar dari tahun 1988 hingga 2023. Ini mencapai puncak tertinggi sebesar US$ 54,90 miliar pada tahun 2018 dan terendah sebesar US$2,72 miliar pada tahun 1989.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Israel Tiba-Tiba Luncurkan 3 Roket ke Lebanon