kumparan mendatangi rumah semi panggung milik keluarga Raya di Dusun Lemahduhur, Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi, Rabu (20/8).
Dari rumah sederhana itu, jejak seorang bocah bernama Raya (4) masih terasa kuat.
Setelah melihat rumahnya, kumparan melanjutkan langkah menuju makam Raya. Lokasinya tidak jauh, hanya sekitar 250 meter dari rumah.
Jalan menuju makam cukup menanjak, melewati jalur tanah yang menjadi akses utama warga sekitar rumah Raya
Makam Raya berada di pinggir jalan desa. Ia disemayamkan di pemakaman umum warga sekitar.
Di tengah makam-makam lain, pusara kecil itu tampak sederhana, hanya ditandai dengan sebongkah batako yang ditancapkan tanpa nama.
Di sekelilingnya, hanya ditanam tumbuhan sebagai pembatas dan penanda makam, tidak dibuat pembatas kayu atau keramik seperti makam pada umumnya.
Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 akibat cacingan akut. Tubuhnya dipenuhi cacing gelang yang sudah menyebar ke usus, paru-paru, hingga otak.
Bocah ini sempat dirawat selama 9 hari di PICU RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi setelah ditemukan dalam kondisi kritis oleh pegiat sosial, Iin, pada 13 Juli.
Saat perawatan, dari tubuh Raya sempat keluar cacing hidup sepanjang 15 cm lewat hidung, serta ratusan ekor cacing lain dari anus dan kemaluan, dengan total berat mencapai sekitar 1 kilogram.
Raya tinggal bersama kedua orang tuanya, Udin (32) dan Endah (38), di rumah panggung sederhana.
Bagian bawah rumah dijadikan kandang ayam penuh kotoran yang diduga menjadi sumber penularan.
Orang tuanya disebut mengalami gangguan mental dan tidak memiliki dokumen kependudukan, sehingga keluarga ini tidak tercatat sebagai penerima BPJS.