Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Zelensky Volodymyr Zelensky untuk membahas penyelesaian konflik kedua negara akan segera diatur.
Rencana pertemuan pemimpin dua negara yang bertikai ini merupakan hasil perundingan Presiden AS Donald Trump bersama Zelensky dan Eropa di Washington pada awal pekan ini.
Dubes Rusia untuk RI Sergei Tolchenov kembali menegaskan komitmen Putin bersama Trump untuk meneruskan perundingan langsung dengan delegasi Rusia dan Ukraina. Ia menekankan, pertemuan antara Putin dan Zelensky harus dipersiapkan dengan baik.
"Ini adalah perundingan yang didedikasikan untuk teks perjanjian damai dan ketentuan-ketentuannya. Masih belum ada keputusan akhir. Perundingan harus dilanjutkan dan kami siap," kata Tolchenov dalam press briefing di Kediaman Duta Besar Rusia, Kuningan, Jakarta, Rabu (20/8).
Meski demikian, Tolchenov menyatakan setiap pertemuan, apalagi pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin negara harus dipersiapkan dengan sangat cermat. Sebab, hal yang dibahas adalah hal yang serius dan persiapannya tidak dilakukan oleh pemimpin negara, melainkan oleh tim masing-masing negara.
"Apa yang kami coba lakukan dengan Ukraina adalah kami siap untuk menggelar perundingan tingkat tinggi, tapi seharusnya ini jadi tahap terakhir proses negosiasi perdamaian. Bukan yang pertama, melainkan yang terakhir," ungkapnya.
"Kami coba menjelaskannya kepada semua orang, jadi ayo lanjutkan perundingan. Ayo lanjutkan perundingan di tingkat ahli, ayo lanjutkan perundingan di tingkat yang lebih tinggi," lanjutnya.
Tolchenov kembali menyatakan Rusia siap untuk berunding dengan Ukraina untuk mencapai perdamaian. Namun, Tolchenov mempertanyakan status kepemimpinan Zelensky.
Masa jabatan Zelensky berakhir tahun lalu, sehingga pemilu seharusnya digelar. Namun, konstitusi mengatur pemilu bisa ditunda selama Ukraina masih dalam masa darurat. Sehingga, Zelensky hingga saat ini masih menjabat presiden.
"Tapi siapa Zelensky sekarang? Berdasarkan pemahaman kami, dia bukan presiden yang sah karena masa jabatannya telah berakhir berdasarkan konstitusi Ukraina, kalau tidak salah pada Mei tahun lalu. Jadi jika kami berhasil mencapai dan menyepakati sesuatu dengan Zelensky, bagaimana kami bisa yakin bahwa pemimpin Ukraina selanjutnya dapat memberi tahu kami? Saya tidak tahu dengan siapa anda mencapai kesepakatan ini. Siapa Zelensky? Tolong pastikan bahwa kesepakatan dengan Ukraina ini memiliki konsekuensi hukum," jelasnya.
Lebih lanjut, Tolchenov mengatakan yang diinginkan oleh Rusia bukan hanya gencatan senjata, melainkan solusi jangka panjang yang secara khusus mempertimbangkan kepentingan Federasi Nasional.
"Karena selama perundingan, Presiden Putin menyatakan memahami bahwa Ukraina, Eropa, Amerika Serikat memiliki kepentingan masing-masing, tapi Federasi Rusia juga memiliki kepentingan nasionalnya. Sehingga jika bicara soal ancaman, saya telah berkali-kali menyatakan bahwa kami merasakan ancaman nyata dari NATO, dari negara-negara Eropa terkait keamanan nasional kami," tuturnya.
Tak hanya itu, Tolchenov mengatakan setiap solusi krisis harus mempertimbangkan situasi terkini di garis depan pertempuran. Sebab, Putin telah berkali-kali menyatakan apa yang telah diraih tentara Rusia di medan perang, wilayah itu telah menjadi milik Rusia.
"Ini bukan pembicaraan tentang Krimea, ten...