Liputan6.com, Jakarta Trombositemia adalah kondisi ketika jumlah trombosit melebihi 450 ribu per ml darah. Ketika seseorang mengalami hal tersebut rentan mengalami gangguan aliran darah, terutama di arteri seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo.
Aru mengatakan kondisi trombositemia bisa dipicu oleh infeksi, anemia defisiensi besi, penyakit radang, kanker, atau bahkan mutasi genetik seperti JAK2, CALR, dan MPL.
Maka dari itu, trombosit bukan sekadar angka di hasil lab. Ia bisa menjadi sinyal penting dari tubuh, dan harus dipahami sejak dini.
"Trombosit sering kali dianggap remeh, padahal jumlahnya yang berlebihan bisa menjadi indikator awal dari kondisi serius, termasuk kanker darah. Masyarakat perlu memahami bahwa edukasi dini bukan hanya mencegah, tapi juga memberi harapan untuk deteksi dan penanganan yang lebih baik," kata Aru yang juga Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia.Aru mengatakan pada beberapa orang trombosit berlebih bisa tanpa gejala.
Namun, pada sebagian orang bisa bergejala. “Tapi bisa juga menimbulkan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri di tangan atau kaki, bahkan pembesaran limpa,” ujar Aru dalam webinar awam yang diselenggarakan oleh YKI dan Combiphar pada 9 Oktober 2025.