Hari Penglihatan Sedunia 2025: Akses Kesehatan Mata Makin Merata di Indonesia

13 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Bandung - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menegaskan komitmen mereka sejalan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Kemenkes menekankan tanggung jawab negara dalam menyediakan layanan kesehatan mata yang aman, bermutu, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.

Berdasarkan survei Rapid Assessment on Avoidable Blindness, sekitar 15 juta penduduk Indonesia berumur 50 tahun ke atas mengalami gangguan penglihatan, dengan penyebab utama berupa katarak dan kelainan refraksi.

"Penglihatan merupakan hal mendasar bagi pembangunan dan martabat manusia," ujar Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., dalam acara Peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2025: Deklarasi Komitmen Bersama untuk Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan Penglihatan dan Produk Alat Bantu yang Terjangkau dan Berkeadilan - Indonesia SPECS 2030 di RSM Cicendo, Bandung pada Kamis, 9 Oktober 2025.

Dia, menjelaskan, melalui komitmen ini, pemerintah ingin memperkuat upaya peningkatan akses dan pemerataan layanan kesehatan mata sebagai bagian dari Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan 2025–2030.

Beberapa langkah strategis yang ditempuh antara lain:

  1. Pendirian Vision Centre di layanan kesehatan primer,
  2. Penerapan teleoftalmologi untuk menjangkau daerah terpencil,
  3. Peningkatan literasi publik mengenai pentingnya pemeriksaan mata rutin.

"Dengan menangani gangguan refraksi secara menyeluruh, Indonesia sedang mengatasi hambatan pembangunan manusia," kata Perwakilan WHO untuk Indonesia, dr. N. Paranietharan.

Tantangan Gangguan Refraksi di Indonesia

Masalah gangguan refraksi di Indonesia bukan hanya soal kesehatan, tapi juga menyangkut kesenjangan akses dan kualitas hidup. Banyak masyarakat, terutama anak-anak sekolah dan lansia, belum mendapatkan layanan penglihatan yang memadai.

Riset Kemenkes mencatat, sekitar 44 persen anak usia sekolah mengalami gangguan penglihatan yang bisa menghambat aktivitas belajar mereka.

Pemerintah pun terus memperkuat program pemeriksaan dan koreksi penglihatan dalam Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan 2025–2030, agar tidak ada warga yang tertinggal.

Teleoftalmologi dan Akses di Daerah Terpencil

Kemenkes kini memanfaatkan teknologi untuk memperluas layanan kesehatan mata ke daerah-daerah sulit dijangkau.

Salah satu langkah utamanya adalah penerapan teleoftalmologi, di mana pemeriksaan dan konsultasi mata bisa dilakukan jarak jauh melalui jaringan digital.

Program ini juga dilengkapi dengan pendirian Vision Centre di fasilitas kesehatan dasar, sehingga warga dapat memperoleh alat bantu penglihatan yang terjangkau.

Pendekatan ini dinilai dr. Paranietharan sebagai bukti keseriusan Indonesia dalam memperluas cakupan layanan kesehatan.

"Inisiatif ini menggabungkan peningkatan layanan dengan reformasi sistemik dan keterlibatan multipihak, sehingga menjadi model bagi negara-negara lain," tambahnya.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Kesehatan Penglihatan

Upaya memperluas layanan mata diproyeksikan membawa dampak nyata bagi kehidupan masyarakat. Peningkatan akses penglihatan yang baik diharapkan dapat:

  1. Meningkatkan prestasi belajar siswa,
  2. Menurunkan angka putus sekolah,
  3. Meningkatkan produktivitas pekerja,
  4. Membuat lansia lebih mandiri karena kemampuan penglihatan tetap terjaga.

Kolaborasi dengan WHO dan berbagai mitra menjadi kunci pemerataan layanan di seluruh wilayah. Dengan strategi ini, target Indonesia untuk mencapai cakupan kesehatan mata universal pada 2030 diharapkan lebih realistis tercapai.

Foto Pilihan

Seorang tenaga kesehatan mengukur lingkar kepala bayi selama program imunisasi massal di Surabaya pada 15 September 2025. (Juni KRISWANTO/AFP)
Read Entire Article