Liputan6.com, Jakarta Rasa cemas merupakan suatu hal yang wajar. Misalnya saat besok akan menghadapi ujian, wawancara kerja, bertemu dosen pembimbing. Namun, perlu waspada ketika rasa cemas dirasakan secara berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Cemas merupakan hal yang normal memang bahkan diperlukan tapi Anda perlu waspada jika kecemasan yang terjadi sangat mengganggu atau makin berat seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini bisa saja merupakan gejala awal anxiety disorder seperti disampaikan dokter spesialis kedokteran jiwa Zulvia Oktanida Syarif.
"Gangguan kecemasan atau anxiety disorder adalah kondisi mental di mana seseorang mengalami kecemasan yang berlebihan, berlarut-larut, dan sulit dikendalikan," kata wanita yang karib disapa Vivi dari RS Pondok Indah - Pondok Indah Jakarta bertepatan dengan World Mental Health Day.
Lebih lanjut, Vivi mengatakan gejala khas dari anxiety disorder adalah perasaan khawatir atau cemas yang berlebihan. Selain itu, beberapa gejala gangguan kecemasan yang perlu Anda kenali adalah sebagai berikut ini:
- Tubuh gemetar
- Berkeringat dingin
- Jantung berdebar kencang (terkadang disertai nyeri dada yang sering disalahartikan sebagai serangan jantung)
- Merasa mual atau sakit perut
- Napas menjadi lebih cepat, terengah-engah, atau sesak napas
- Tubuh terasa lemas
- Merasa gugup, gelisah atau tidak bisa tenang, dan tegang, serta lebih mudah marah
- Merasa seolah-olah akan mengalami kemalangan atau malapetaka maupun akan berada dalam kondisi yang berbahaya
- Kesulitan berkonsentrasi atau mengambil keputusan
- Merespons kondisi yang memicu kecemasan secara berlebih atau tidak rasional, tetapi respons ini pun tidak dapat dikontrol oleh penderitanya
- Mengalami gangguan tidur, baik jadi sulit tidur maupun tidak bisa tidur (insomnia)
- Kecemasan telah menyebabkan gangguan dalam kehidupan penderitanya, bahkan hinggamengganggu aktivitas sehari-hari.
"Jika gejala dialami selama minimal 6 bulan, bisa jadi memenuhi kriteria anxiety disorder," kata Vivi.
Efek Gangguan Kecemasan, Tidak Dapat Menunjukan Potensi Maksimal
Vivi mengatakan orang mengalami gangguan kecemasan sering menghindari situasi yang dapat memicu rasa cemasnya sebagai bentuk pertahanan diri. Akibatnya, penderita anxiety disorder tidak dapat menunjukkan potensinya dengan maksimal.
Gangguan itu juga membuat orang tersebut tidak dapat beraktivitas maupun menjalin hubungan sosial dengan sesamanya. Dampak paling parah, bisa menyebabkan depresi.
"Padahal anxiety disorder bisa saja menyebabkan komplikasi berupa depresi, menurunkan kualitas hidup orang yang mengalaminya, hingga meningkatkan risiko bunuh diri," kata Vivi.
Jika memang muncul gejala di atas, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikiater. Dengan begitu, Anda atau orang terdekat bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai.
Penyebab Gangguan Kecemasan
Hal yang membuat penasaran mengenai penyebab gangguan kecemasan. Vivi mengatakan penyebab gangguan kecemasan memang tidak diketahui dengan pasti hingga saat ini.
"Beberapa ahli meyakini anxiety disorder sebagai kombinasi dari faktor genetik, perubahan senyawa di otak, dan lingkungan pada mereka yang memiliki faktor risiko, dengan dipicu oleh suatu kejadian yang traumatik," katanya.
Lalu, perubahan keseimbangan senyawa di otak bisa saja terjadi karena adanya akumulasi stres yang tidak ditangani dengan tepat. Kondisi ini akan menyebabkan pengaturan rasa takut dan emosi terganggu, yang akan berkembang menjadi anxiety disorder ketika dialami oleh mereka yang memiliki faktor risiko gangguan kecemasan.
Faktor Risiko Anxiety Disorder
Beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami anxiety disorder, yaitu:
- Pengalaman negatif yang menyebabkan stres atau trauma psikologis.
- Memiliki kepribadian yang cenderung pemalu atau sering dilarang maupun dibatasi ketika merespon suatu kondisi
- Mengalami gangguan kepribadian
- Efek samping obat atau zat tertentu, termasuk kafein dan narkoba
- Penyakit tertentu, seperti gangguan irama jantung dan penyakit tiroid.
Penanganan Anxiety Disorder
Sebelum memberikan penanganan, dokter spesialis kedokteran jiwa akan terlebih dulu memastikan bahwa tidak ada masalah kesehatan (penyakit) yang memicu keluhan Anda.
Setelah dipastikan bahwa Anda mengalami gangguan kecemasan, barulah dokter akan memberikan penanganan yang sesuai.
Penanganan anxiety disorder yang dilakukan oleh dokter dapat berupa psikoterapi, obat-obatan,maupun kombinasi keduanya, yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.
Cognitive BehavioralTherapy (CBT) merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang sering dilakukan. Sedangkan untuk obat-obatan, dokter akan meresepkan golongan antiansietad, antidepresan, dan obat lain sesuai dengankeluhan yang dialami penderita anxiety disorder.