ALIANSI Jurnalis Independen atau AJI menganugerahi jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica, Udin Award 2025 dalam peringatan hari ulang tahun ke-31 AJI di Gedung Radio Republik Indonesia, Jakarta Pusat.
Dalam sambutannya, Cica mengucapkan terima kasih kepada Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi yang sebelumnya menyarankan kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo diolah menjadi masakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berkat Bang Hasan Nasbi, teror terhadap jurnalis di Indonesia bisa lebih terekspose di mata internasional," kata Cica melalui telekonferensi, Jumat, 8 Agustus 2025.
Dua hari setelah Cica menerima teror berupa kiriman kepala babi, Hasan Nasbi menyarankan Cica memasak kepala babi yang dikirim tersebut. Sebab, kata dia, saat itu justru Cica di media sosial menanggapi teror dengan lelucon.
"Saya lihat di medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi, dong," kata Hasan, 21 Maret 2025.
Menurut dia, teror itu merupakan masalah Tempo dengan pihak lain. Pemerintah tidak mau dikaitkan dengan teror itu. "Ini kan kami engga tahu. Ini problem mereka dengan entah siapa. Entah siapa yang mengirim. Saya enggak bisa tanggapi apa-apa," ujarnya.
Hasan juga mempertanyakan apakah kepala babi yang dikirim memang benar seperti itu atau hanya lelucon. Sebab, redaksi Tempo menanggapi teror itu dengan candaan. "Apakah itu benar seperti itu atau cuma jokes. Karena mereka menanggapinya dengan jokes," ucapnya.
Dia pun meminta kasus teror ini tidak perlu dibesarkan. Pemerintahan Prabowo Subianto menjamin kebebasan pers. "Pemerintah tidak ikut campur sama sekali dalam membuat berita. Pemerintah hanya meluruskan kalau media salah paham. Kami luruskan. Kalau media menulis statemen salah, kami luruskan," katanya.
Adapun Cica mengucapkan terima kasih atas dukungan yang mengantarkannya kembali meraih Udin Award. "Memperoleh Udin Award merupakan keharuan dan kesedihan. Sebab, masih adanya Udin Award mengartikan bahwa kebebasan pers di Indonesia belum sepenuhnya merdeka atau masih jauh dari apa yang diharapkan," ujar Cica.
Dalam pertimbangannya, dewan juri mengatakan, di tengah kuatnya militerisme yang mengancam kebebasan pers, teror yang dialami Cica berupa kiriman kepala babi, bangkai tikus, hingga serangan digital terus memberikan kesan bermakna.
"Bukan hanya soal daya tahan terhadap rangkaian teror yang masif, tapi mereka tak mundur sekali pun untuk menurunkan kualitas dan dedikasinya terhadap jurnalistik," kata salah satu juri, Herlambang Wiratraman, di gedung RRI, Ruang Yusuf Ronodipuro, Jakarta Pusat, pada Jumat, 8 Agustus 2025.