Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) A.M. Hendropriyono mengaku mengetahui dalang di balik aksi demonstrasi yang sempat ricuh di DPR.
Ia menegaskan, aktor tersebut berasal dari luar negeri. Namun belum akan ia ungkapkan dalam waktu dekat.
"Karena saya tahu, saya nggak lebih pintar dari kalian. Saya tidak lebih pintar. Tapi saya mengalami semua. Dan ini ada yang main gitu. Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana [luar negeri]" kata Hendropriyono usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
Saat ditanya lebih lanjut apakah pihak yang dimaksud berasal dari dalam atau luar negeri, Hendropriyono dengan tegas menyebut aktor tersebut datang dari luar. Menurutnya, pihak asing hanya menggerakkan kaki tangan di dalam negeri yang tanpa sadar diperalat
"Dari luar. Dari luar. Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam. Dan saya sangat yakin bahwa kaki tangannya di dalam ini tidak ngerti bahwa dia dipakai. Tapi pada waktunya nanti harus dibuka," ujarnya.
Meski menyebut dari luar negeri, Hendropriyono menegaskan pihak tersebut bukanlah sebuah negara. Namun, pengaruhnya sangat besar terhadap kebijakan negara asal mereka.
"Sebetulnya non-state. Tapi pengaruhnya sangat besar kepada kebijakan dari negaranya. Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state," ucap dia.
Lebih lanjut, ia menyebut sejumlah nama tokoh kapitalis global yang menurutnya memiliki pengaruh besar dalam agenda tersebut.
"Non-state tapi isinya George Soros, isinya George Tenet, isinya tadi saya sampaikan David Rockefeller, Bloomberg. Baca sendirilah kaum kapitalis begitu. Itu yang usul," ungkapnya.
Hendropriyono menilai, tujuan dari gerakan tersebut tidak berbeda jauh dengan kolonialisme di masa lalu, hanya dengan metode yang berbeda.
"Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita," tandas dia.