Liputan6.com, Jakarta Antonio Conte dikenal sebagai sosok yang penuh semangat di pinggir lapangan, tapi ada satu hal lain yang tak kalah menyita perhatian, yakni rambutnya. Perjalanan karier sang pelatih ternyata seiring sejalan dengan perjalanan rambut yang penuh lika-liku. Dari masa mudanya di Lecce sampai momen angkat trofi bersama Napoli, rambut Conte selalu punya cerita.
Awal kariernya dipenuhi dengan rambut tebal nan rapi, bak bintang film Italia era 80-an. Namun, seiring waktu, garis rambut mulai mundur dan Conte pun bereksperimen dengan berbagai gaya – dari botak plontos sampai comb over. Puncaknya, dia tampil percaya diri dengan rambut tebal yang mengundang tanya: transplant atau keajaiban?
Kisah rambut ini bukan sekadar penampilan, melainkan juga simbol transformasi pribadi dan profesional Conte. Dari pemain muda penuh harapan, pelatih yang keras kepala, hingga ikon sukses Napoli, rambutnya seolah mencerminkan semua bab dalam hidupnya.
Awal Gemilang: Rambut Tebal di Lecce
Pre-season photo, 1988. Antonio Conte, Lecce. pic.twitter.com/b4VAqcSwnT
— Retro Football Italia (@retrofootitalia) August 12, 2024Pada tahun 1988, Conte memulai karier bersama Lecce dengan tampilan yang mencolok. Rambutnya tebal, hitam, dan tersisir rapi – cocok untuk cover majalah olahraga. Tak ada tanda-tanda kerontokan, hanya semangat muda yang menyala.
Namun, lima tahun berselang, tepatnya 1993, sebuah titik botak mulai tampak. Conte meresponsnya dengan gaya baru, mencukur habis rambut, seolah menyamarkan kerontokan dan menunjukkan ketegasan.
Eksperimen Gaya di Juventus
Ó o Conte em comparação ao Conte de 1994, @AndreHenning @brunoformiga. pic.twitter.com/wDsDu7wDUI
— Calciopédia (@calciopedia) February 21, 2021Di Piala Dunia 1994, Conte tampil dengan rambut agak panjang di samping, tapi tipis di bagian depan. Kilau kulit kepala mulai tampak, tapi dia tetap percaya diri sebagai wakil Italia. Setelah itu, pada 1996, ia bereksperimen lagi dengan rambut panjang berwarna warna pirang, mencoba mengalihkan perhatian dari garis rambut yang menipis.
Tahun 1999, setelah mencetak gol ke gawang Manchester United, rambut Conte terlihat 'flapping' – lebih tebal di belakang, tipis di atas. Banyak yang bertanya, apakah ini hasil transplantasi atau sekadar styling cerdas?
Gaya Plontos dan Transplantasi
Last one hahah 2007 Arezzo Conte pic.twitter.com/l2VAWy7kOj
— Fabio (@SarlFM) April 21, 2022Pada 2003, Conte mengadopsi gaya comb over, membelah rambut samping dan menariknya ke atas. Ilusi rambut penuh pun tercipta walau tetap terlihat ada trik di baliknya. Saat mulai melatih Arezzo tahun 2007, ia mencukur habis rambut, dengan dugaan kuat telah menjalani transplantasi rambut.
Metodenya dinamakan Follicular Unit Transplantation, teknik yang memindahkan folikel rambut ke bagian kepala yang botak. Gaya ini menjadi awal dari kebangkitan rambut Conte.
Momen Kebangkitan Rambut
Tahun 2012, Conte melatih Juventus dengan gaya rambut tebal dan rapi, layaknya banker dari kota Milan, tidak lagi terlihat tipis, melainkan tegas dengan belahan samping elegan. Sesudah itu, saat memimpin Chelsea pada 2016, ia tampil dengan poni lurus tebal, menjauhi gaya keriting masa muda.
Pada 2018, ia semakin percaya diri, menata rambut ke belakang seperti tokoh film aksi. Saat mencium trofi FA Cup, tak tampak sehelai rambut pun hilang – mirip gaya Dimitar Berbatov.
Masa Kini: Penuh, Hitam, dan Tak Berubah
Selama periode 2021 hingga 2025, dari melatih Tottenham hingga Napoli, rambut Conte makin 'bouffant', tebal dan hitam mengilap. Tak tampak uban, tak tampak kebotakan – sebuah kontras mencolok dibanding masa lalunya. Saat mempersembahkan Scudetto untuk Napoli musim 2024/2025, rambutnya terlihat konsisten dengan gaya yang sama.
Kini, di usia 56, Conte tak hanya dikenal karena taktik dan gelar juara, tetapi juga karena keajaiban rambutnya. Siapa pun yang mengikuti perjalanannya, tahu bahwa di balik setiap selebrasi, ada rambut yang ikut merayakan.