Liputan6.com, Jakarta - Anemia pada anak sering kali dianggap sebagai kondisi ringan yang hanya menyebabkan rasa lelah atau lesu. Padahal, dampaknya jauh lebih serius, terutama terhadap perkembangan kognitif anak.
Studi terbaru menunjukkan bahwa anemia, khususnya yang disebabkan oleh defisiensi zat besi, dapat mengganggu fungsi memori kerja anak dan berdampak langsung pada prestasi akademik mereka.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 25 persen anak usia sekolah di seluruh dunia mengalami anemia. Dalam Jurnal Plos One 2023, disebutkan hampir 50 persen kasus anemia terjadi akibat kekurangan zat besi.
Zat besi adalah komponen penting dalam produksi hemoglobin, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak. Ketika kadar hemoglobin rendah, suplai oksigen ke otak berkurang, sehingga fungsi kognitif anak ikut terganggu.
Hal ini dikuatkan oleh hasil studi yang dipaparkan dalam Study & Symposium Supported by Danone, bagian dari rangkaian acara INA Nutri Symposium 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesia Nutrition Association (INA).
335 Anak Usia Sekolah Alami Anemia
Penelitian dari Indonesian Health Development Center (IHDC) mengungkap bahwa anemia dan gangguan penglihatan berpengaruh pada memori kerja serta kemampuan akademik anak usia sekolah.
"Melalui studi yang melibatkan 335 anak usia sekolah dasar di Jakarta, ditemukan bahwa sekitar 19,7 persen anak mengalami anemia dan 22,1 persen memiliki gangguan kerja memori," ujar Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH.
Pria yang juga aktif membagikan edukasi nutrisi di akun Instagram @ray.w.basrowi, menambahkan, anak dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah secara signifikan menunjukkan performa memori kerja yang lebih buruk dibandingkan anak dengan kadar hemoglobin normal.
"Ini menunjukkan bahwa anemia bukan hanya masalah fisik, tetapi juga berdampak nyata pada fungsi kognitif dan kemampuan belajar anak," kata Dr. Ray.
Anemia Bisa Menyebabkan Gangguan Memori
Lebih lanjut, anak-anak dengan gangguan memori kerja tercatat memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan anak-anak dengan fungsi memori normal.
Fakta ini memperkuat hubungan antara kekurangan zat besi dan penurunan fungsi otak, terutama dalam hal memproses informasi, berkonsentrasi, dan mengingat pelajaran di sekolah.
Tak hanya itu, Dr. Ray juga menyoroti kaitan antara stunting dan gangguan memori kerja. Anak yang mengalami stunting dilaporkan memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami gangguan kognitif.
Rendahnya asupan protein dan lemak juga turut memperburuk dampak anemia terhadap perkembangan otak.
"Dibutuhkan intervensi gizi berbasis sekolah, khususnya dalam pemenuhan zat besi, protein, dan lemak, untuk mendukung perkembangan otak anak secara menyeluruh," kata Dr. Ray.
Gangguan Penglihatan Juga Menghantui Anak Indonesia
Selain anemia, gangguan penglihatan seperti rabun jauh dan astigmatisme juga berkontribusi terhadap menurunnya kemampuan belajar anak.
Director Kemitraan IHDC, Dr. Kianti R. Darusman, M.Sc., PhD, menjelaskan, anak dengan gangguan penglihatan harus bekerja lebih keras untuk memahami materi belajar yang bersifat visual. Hal ini berisiko menurunkan efisiensi kerja memori.
"Meskipun belum signifikan secara statistik, sekitar 19,5 persen anak dengan gangguan penglihatan juga mengalami gangguan memori kerja. Mereka juga tercatat memiliki nilai akademik yang lebih rendah dibanding anak dengan penglihatan normal," kata Dr. Kianti.
Studi-studi ini menegaskan bahwa gangguan kesehatan seperti anemia dan masalah penglihatan tak bisa dianggap sepele.
Intervensi dini dalam bentuk pemeriksaan kesehatan rutin, asupan gizi seimbang, dan edukasi tentang pentingnya zat besi sangat dibutuhkan untuk mendukung proses belajar dan tumbuh kembang anak.
Sebagai bentuk dukungan, Danone Indonesia berkomitmen mendukung pemerintah dalam mengatasi anemia dan stunting lewat pendekatan edukatif, riset ilmiah, dan program kolaboratif berbasis sekolah.
Upaya ini diharapkan dapat melahirkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan cerdas.