Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meneken perintah eksekutif, yang memberikan tarif 50% kepada produk Brasil. AS memberikan tambahan tarif 40% dari tarif semula.
Dikutip dari situs resmi gedung putih, whitehouse.gov, AS merasa pemerintah Brasil telah mempersekusi bekas presiden mereka, Jair Bolsonaro, lewat pengadilan.
"Bagian-bagian pemerintah Brasil secara politis mempresekusi bekas presiden Brasil (Bolsonaro), yang merusak tatanan hukum di Brasil," kata Trump, lewat keterangannya, Selasa (30/7).
Mereka menganggap, Bolsonaro diperlakukan tak adil terkait pemilu 2022 silam. Bahkan, AS menyinggung secara langsung Mahkamah Agung Brasil.
"Mahkamah Agung Brasil telah salah memutuskan bahwa Bolsonaro harus diadili atas dakwaan kriminal yang tak adil ini. Ini persekusi politis, yang mengancam perkembangan politik, administrasi, dan institusi ekonomi Brasil," kata Trump.
Maka dengan pertimbangan itu, Trump menilai Brasil telah memberi ancaman serius kepada AS, dari aspek keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi.
"Maka, saya memutuskan bahwa perlu dan pantas untuk memberi tambahan ad valorem pajak sebesar 40 persen kepada produk-produk Brasil," tutup Trump.
Bolsonaro dan 33 pengikutnya didakwa telah melakukan percobaan kudeta pada 2022 lalu. Dilansir AFP, Bolsonaro dan para pengikutnya dikenai 5 dakwaan yang berisi tentang percobaan untuk mencegah Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menjabat usai menang pemilu.
Pemilu 2022 dimenangkan oleh Luiz Inácio Lula da Silva dengan selisih tipis. Namun, Bolsonaro tak pernah mengakui kekalahannya secara terbuka dan pergi ke AS dua hari sebelum pelantikan Lula.
Pada 8 Januari 2023, pendukung Bolsonaro yang menolak menerima hasil pemilu menyerbu Kongres, Istana Presiden, dan Mahkamah Agung di Brasilia.
Kerusuhan ini menyebabkan penangkapan lebih dari 1.500 orang dan kerusakan besar pada gedung-gedung pemerintahan.
Kecam Hakim Mahkamah Agung Brasil
Selain mengomentari peradilan Bolsonaro, Trump juga mengecam Hakim Mahkamah Agung Brasil Alexandre de Moraes. Trump menyebut, Moraes telah melakukan penyalahgunaan wewenang untuk menargetkan lawan-lawan politiknya.
"Ia telah menyalahgunakan otoritasnya di peradilan untuk menyerang lawan politik, melindungi rekannya yang korup, menekan suara-suara yang berbeda, bahkan beberapa kali itu dilakukan oleh sesama pejabat pemerintah Brasil," kata Trump.
Trump juga menyinggung bagaimana Moraes memberi denda kepada sebuah 'media sosial berbasis di AS'.
Ia menjelaskan, Moraes saat itu meminta platform media sosial ini untuk menyensor r...