Catatan Redaksi: Bijaksanalah dalam membaca berita ini. Bunuh diri bukan jalan keluar persoalan kehidupan, segera cari pertolongan!
Adam Raine, remaja berusia 16 tahun asal Amerika Serikat ditemukan meninggal karena bunuh diri pada 11 April 2025. Orang tuanya, Matt dan Maria Reine, berusaha mencari tahu apa yang terjadi kepada anaknya. Dan mereka menemukan ada andil ChatGPT pada hari-hari terakhir Adam sebelum mengakhiri hidupnya.
Dikutip dari New York Times, Adam awalnya menuliskan perasaannya yang mati secara emosional kepada ChatGPT setelah kematian nenek dan anjingnya. Adam juga merasakan kesulitan karena dikeluarkan dari tim basket SMA-nya dan kambuhnya kondisi medis yang dialami sehingga tidak bisa sekolah tatap muka.
Chatbot kemudian merespons curahan hati Adam dengan kata-kata empati, dukungan, dan harapan. Serta, mendorong remaja laki-laki itu untuk memikirkan hal-hal yang terasa bermakna bagi hidupnya.
Namun, semua berubah pada Januari 2025, ketika Adam mulai mencari informasi tentang metode bunuh diri tertentu. Sebagai chatbot, ChatGPT pun menyediakannya. Insiden ini membuat orang tua Adam menggugat OpenAI --selaku pemilik ChatGPT-- karena dianggap telah memberikan petunjuk bunuh diri dan berkontribusi pada kematian putra mereka.
Isi Gugatan Orang Tua Adam Raine terhadap OpenAI
Sejak September 2024, Adam mulai menggunakan ChatGPT untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumahnya, sesuai pernyataan gugatan yang diajukan orang tua Adam ke Pengadilan Tinggi California. Tetapi, chatbot tersebut juga dianggap menjadi wadah bagi remaja laki-laki itu untuk berbagi perjuangan kesehatan mentalnya dan akhirnya memberinya informasi mengenai metode bunuh diri.
Dalam salah satu bunyi gugatan berbunyi: "Selama kurun waktu lebih dari 6 bulan, bot tersebut seakan memposisikan dirinya sebagai satu-satunya pihak kepercayaan yang memahami Adam, secara aktif menggantikan hubungan nyata Adam dengan keluarga, teman, dan orang-orang terkasih."
Menurut mereka, ChatGPT dianggap terus mendorong dan memvalidasi apa pun yang diungkapkan Adam, termasuk pikirannya yang paling berbahaya dan merusak diri sendiri. Orang tua Adam juga menuduh, selain mendorongnya untuk menyakiti diri sendiri, ChatGPT mengisolasinya dari anggota keluarga yang seharusnya bisa memberikan dukungan.
"Chatbot tersebut memvalidasi pikiran Adam untuk melakukan bunuh diri, memberikan informasi detail tentang metode melukai diri sendiri yang mematikan, dan menginstruksikannya tentang cara menyelinapkan alkohol dari lemari minuman orang tuanya dan menyembunyikan bukti percobaan bunuh diri yang gagal. ChatGPT bahkan menawarkan untuk membuat surat bunuh diri," jelas orang tua Adam dalam gugatan tersebut.
"Ketika Adam menulis, 'Aku ingin meninggalkan tali gantunganku di kamarku agar seseorang menemukannya dan mencoba menghentikanku.'. ChatGPT mendesaknya untuk merahasiakan ide-idenya dari keluarganya: 'Tolong jangan tinggalkan tali gantungan itu di luar. Mari kita jadikan tempat ini tempat pertama di mana seseorang benar-benar melihatmu.'," lanjut bunyi gugatannya.
Matt Raine mengatakan, ia mempelajari percakapan Adam dengan ChatGPT selama 10 hari. Ia dan Maria mencetak lebih dari 3.000 halaman percakapan yang dimulai dari 1 September 2024 hingga kematiannya pada 11 April 2025.
"Dia tidak butuh sesi konseling atau penyemangat. Dia butuh intervensi langsung selama 72 jam penuh. Dia benar-benar putus asa. Sangat jelas ketika Anda mulai membacanya langsung," ungkap Matt Raine.
Menurut gugatan tersebut, ketika Adam menyatakan minatnya pada kematiannya sendiri dan mulai membuat rencana untuk itu, ChatGPT dianggap gagal memprioritaskan pencegahan bunuh diri dan bahkan menawarkan nasihat teknis tentang cara melanjutkan rencananya.