
Istri Zulkarnaen Apriliantony, salah satu terdakwa kasus pengamanan situs judi online (judol) di Kementerian Kominfo, Adriana Angela Brigita, menceritakan dirinya yang sempat diminta untuk menjadi alat 'tukar kepala' dengan eks Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi.
Hal tersebut disampaikan Brigita saat diperiksa sebagai terdakwa kasus pencucian uang dari hasil pengamanan situs judol Kominfo, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (16/7).
Mulanya, Adriana mengaku tidak mengetahui letak kesalahannya dijerat sebagai tersangka pencucian uang hingga kini duduk di kursi pesakitan.
"Yang Mulia, untuk mengetahui titik kesalahan saya, kalau sekarang pun saya, mungkin karena keterbatasan pengetahuan saya tentang hukum, saya tidak tahu tentang hukum, saya awam apalagi dengan pasal TPPU saya tidak tahu," kata Adriana dalam persidangan, Rabu (16/7).
"Kesalahan saya ada di mana, apa salah saya, tapi berbagai pertimbangan mungkin menyebabkan saya di sini, saya tidak mengerti dari unsur sebelah mana," lanjut dia.
Adriana kemudian menceritakan terkait adanya permintaan dari mantan penasihat hukumnya bahwa dia dijadikan alat 'tukar kepala' dengan Budi Arie.
"Saya cuma mengingat satu kalimat dari mantan pengacara saya bahwa saya 'buat alat tukar kepala dengan Budi Arie'," ungkap dia.

Diminta Sebut Budi Arie Terima Uang
Pada saat kasusnya masih di tahap penyidikan, kata dia, mantan penasihat hukumnya meminta dirinya memaksa suaminya, Zulkarnaen Apriliantony, untuk mengatakan kepada penyidik bahwa Budi Arie menerima uang sebesar Rp 14 miliar terkait pengamanan situs judol tersebut.
Menurut eks penasihat hukumnya itu, dengan kesaksian suaminya tersebut, Adriana akan terbebas dari kasus ini.
"Mantan pengacara saya, karena memang pada saat penyidikan, pengacara saya sempat menyatakan 'Ibu, tolong bilang Bapak [Zulkarnaen], udah bilang aja Bapak, Pak Budi Arie udah terima Rp 14 M, Ibu keluar'," ucap Adriana sambil menangis menirukan pernyataan eks penasihat hukumnya itu.
Adriana pun mengkonfirmasi kebenaran dari pernyataan eks penasihat hukumnya tersebut. Akan tetapi, kata dia, eks penasihat hukumnya itu justru tidak menjelaskan lebih detail lagi kepadanya.
"Saya bilang, 'itu benar atau enggak, benar atau enggak ini one on one', bahasanya seperti ini one on one, [dijawab] 'yang penting Ibu keluar, yang hanya dibutuhkan di sini pernyataan suami Ibu, Budi Arie sudah menerima Rp 14 M'," tutur dia.
Adriana kemudian menceritakan bahwa pada saat proses penyidikan, suaminya sempat dilepaskan dari sel dan dipertemukan dengannya.
Saat pertemuan tersebut, ia mengkonfirmasi pernyataan mantan penasihat hukumnya itu kepada suaminya. Saat itu, lanjut dia, suaminya membantah pernah memberikan uang sebesar Rp 14 miliar kepada Budi Arie terkait hasil pengamanan situs judol tersebut.
"Saya bertanya sama suami saya, 'Pak emang benar kalau misalnya kamu udah kasih Rp 14 M ke Pak Budi Arie?', [dijawab Zulkarnaen], 'Enggak benar, enggak, enggak ada kayak gitu'," ungkap Adriana.

Saat itu, Adriana pun mengingatkan suaminya agar tidak ikut-ikutan menyeret orang lain yang tidak bersalah dalam perkaranya tersebut.
"Saya bilang [ke suami], 'kalau memang tidak pernah, jangan pernah katakan, ya, saya penjara enggak apa-apa, tapi jangan pernah menyeret orang, jangan pernah membawa orang yang tidak ada urusannya tidak bersalah dalam perkara ini'," kata dia.
"Saya bilang gitu. Suami saya meyakinkan saya, 'apa itu benar, apa itu benar ada perkataan tawaran seperti itu'," imbuhnya.
Belum ada tanggapan atau komentar dari Budi Arie terkait keterangan alat 'tukar kepala' itu.
Namun, Budi Arie sempat memberikan respons saat namanya muncul di dalam dakwaan yang disebut menerima 50 persen dari keseluruhan hasil penjagaan situs judol dan beberapa kali disebut oleh saksi di persidangan.
Budi Arie mengaku tak tahu sama sekali adanya praktik pengamanan situs judi online itu. Apalagi soal pembagian keuntungan.
"Intinya, pertama mereka (para tersangka) tidak pernah bilang ke saya akan memberi 50 persen. Mereka tidak akan berani bilang, karena akan langsung saya proses hukum," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (19/5).
"Jadi sekali lagi, itu omongan mereka saja, jual nama menteri supaya jualannya laku," lanjutnya.
Dia menegaskan belum pernah menerima aliran dana pengamanan situs judol.
"Tidak ada aliran dana dari mereka ke saya. Ini yang paling penting. Bagi saya, itu sudah sangat membuktikan," ungkap dia.
"Itu adalah narasi jahat yang menyerang harkat dan martabat saya pribadi. Itu sama sekali tidak benar," pungkasnya.
Budi Arie juga membantah dan menyatakan tidak pernah memberi perintah kepada siapa pun untuk mengamankan situs judol.