Liputan6.com, Jakarta - Tak ingin terus tertinggal, penguasa pasar HP China melancarkan 'serangan balasan' serius terhadap dominasi Apple dalam isu privasi pengguna yang selama ini menjadi kelemahan utamanya.
Dilansir Gizchina, Senin (25/8/2025), lima produsen raksasa: Xiaomi, Oppo, Vivo, Honor, dan Lenovo, mengumumkan sebuah aliansi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah industri ponsel pintar.
Tujuan utama mereka sangatlah jelas, yakni membangun kerangka kerja privasi terpadu yang dapat secara langsung menandingi tingkat keamanan dan kepercayaan yang ditawarkan oleh ekosistem iOS.
Langkah ini ditempuh karena selama bertahun-tahun, sistem privasi Android yang terpecah-pecah sering dianggap sebagai kelemahan jika dibandingkan dengan pendekatan terintegrasi dan konsisten yang diterapkan oleh Apple pada produknya.
Kemitraan baru ini berjanji untuk mengubah hal tersebut secara fundamental. Mereka akan menerapkan kontrol izin terpusat di tingkat sistem, meniru efektivitas yang ada pada iOS.
Langkah ini bukan hanya sekadar pembaruan teknis biasa. Ini adalah sebuah pernyataan strategis yang ditujukan untuk merebut kembali kepercayaan konsumen dari cengkeraman narasi privasi Apple.
Rencana terkoordinasi ini menunjukkan sebuah kesadaran bersama dan keinginan bahwa keamanan privasi bukan lagi fitur tambahan, melainkan medan pertempuran utama untuk memenangkan hati para pengguna.
Upaya kolektif ini bertujuan untuk mengubah persepsi publik, mereka ingin membuktikan bahwa ekosistem HP Android mampu memberikan tingkat keamanan yang setara dengan rival utamanya, Apple.
Menjawab Dominasi Privasi iOS
Apple bisa dibilang berhasil menjadikan privasi sebagai senjata pemasaran utamanya, sebuah konsep marketing dan layanan yang membuat banyak merek Android kesulitan untuk bersaing dalam aspek kepercayaan dan keamanan data.
Sifat privasi Android yang "tambal sulam" sering membingungkan pengguna. Hal ini disinyalir karena beragamnya variasi dari Android yang berbasis pada sistem open source, sistem yang mungkinkan kustomisasi sesuai dengan selera produsen masing-masing.
Hadirnya permasalahan ini di jajaran smartphone kubu hijau telah diatasi oleh Apple sejak lama di dalam internal mereka, melalui sistem izin yang jelas dan sederhana.
Menindaklanjuti hal tersebut, beberapa raksasa teknologi asal China beraliansi untuk meningkatkan sistem keamanan privasi pengguna, berencana untuk menggantikan dialog izin yang tersebar di aplikasi. Mereka akan memakai proses persetujuan tunggal di tingkat sistem, mencerminkan pengalaman pengguna di perangkat iPhone.
Apa Misi Utamanya?
Sebagai gambaran, konsep kerja peningkatan keamanan ini adalah pengalihan interogasi setiap permintaan akses data dari aplikasi, kini berubah melalui tinjauan platform secara wajib. Dengan demikian, hal ini sedikitnya banyaknya merupakan referensi dari sebuah standar lama dalam ekosistem App Store Apple yang terkontrol.
Pemberian izin akan didasarkan pada prinsip "kebutuhan untuk memiliki" yang bertujuan untuk membatasi aplikasi rakus data. Prinsip kebutuhan untuk memiliki ini juga salah satu nilai jual utama dari iOS.
Dengan mengadopsi prinsip-prinsip serupa, para raksasa Android ini berusaha untuk menetralisir salah satu argumen pemasaran terkuat yang sering digunakan Apple untuk menyerang mereka.
Misi utamanya adalah untuk menutup kesenjangan kepercayaan, mereka ingin meyakinkan pengguna bahwa beralih ke Android tidak berarti harus mengorbankan keamanan privasi data pribadi mereka.
Tantangan ke Depan dan Peran Google
Meskipun niat aliansi ini sangat kuat, implementasinya masih akan menghadapi beberapa tantangan, salah satunya adalah memastikan adopsi yang mulus dari pengguna dan juga pengembang.
Aplikasi mungkin akan selalu mencoba mencari celah-celah kreatif, salah satu upaya yang mungkin terjadi adalah usaha untuk mengakali batasan baru, sebuah masalah yang juga terus-menerus dihadapi oleh Apple.
Akan tetapi, pertanyaan terbesarnya adalah bagaimana sikap Google sebagai pemilik Android? Dukungan atau penolakan dari mereka akan menjadi faktor penentu dan output naiknya popularitas dari keberhasilan inisiatif ini.
Jika Google memberikan dukungan penuh, standar privasi ini memiliki potensi besar, karena hal ini bisa menjadi sebuah norma universal baru untuk seluruh ekosistem Android di dunia.
Namun, jika terjadi konflik visi dengan Google, inisiatif ini berisiko tinggi dan bisa saja hanya menjadi sebuah eksperimen regional yang tidak berdampak luas.
Untuk saat ini, langkah bersama ini adalah sinyal terkuat, sebuah pertanda bahwa arena persaingan ponsel pintar telah bergeser dari spesifikasi menuju perebutan kepercayaan pengguna akan keamanan data privasi.