Surat dari Rinjani

2 weeks ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Shutter StockIlustrasi pendakian Gunung Rinjani, Lombok. Foto: Shutter Stock

Angin pagi Rinjani menyapa wajah saya dengan sejuk yang menusuk. Embun masih menggantung di dedaunan dan kabut tipis menari-nari di kaki langit. Pagi di awal Juli ini saya termenung menatap gagahnya Gunung Rinjani. Di titik ini, saya tersadar: pendakian bukanlah tentang menaklukkan gunung, melainkan tentang menaklukkan diri sendiri.

Beberapa tahun terakhir, pendakian gunung seolah menjadi tren. Feed media sosial dibanjiri foto-foto di puncak, disertai kutipan bijak yang kadang terdengar terlalu dipaksakan. Sayangnya, esensi dari pendakian justru sering tersesat di antara likes dan komentar. Padahal, sejatinya, mendaki adalah sebuah perjalanan batin, tempat kita bertemu dengan diri sendiri, menelusuri kembali makna hidup yang perlahan-lahan mulai kabur dalam hiruk pikuk dunia.

Gunung dan Jalan Kehidupan

Setiap jalur pendakian adalah miniatur kehidupan. Tanjakan yang menguras tenaga, jalan setapak yang licin, jurang di kiri-kanan, dan persimpangan yang membuat kita ragu untuk memilih langkah, semuanya adalah cermin dari dunia nyata yang kita jalani setiap hari.

Dalam dunia kerja, kita juga kerap melalui jalanan terjal. Target yang berat, tekanan dari atasan, rekan kerja yang tak selalu mendukung, bahkan kegagalan demi kegagalan, itu semua seperti batu kerikil dan lumpur di jalur pendakian. Kita terperosok, jatuh, mungkin terluka, tapi tetap harus berdiri dan melanjutkan langkah.

Tak jarang kita ingin menyerah. Lutut lelah, napas memburu, dan pikiran mulai diliputi keraguan. Namun suara alam terus memanggil, mengingatkan bahwa setiap langkah, betapa pun beratnya, akan membawa kita lebih dekat ke puncak.

Puncak dan Kebahagiaan Sementara

Ketika akhirnya kaki menginjak puncak, semua rasa lelah seperti lenyap seketika. Mata kita disuguhi lanskap luar biasa yang tak bisa dilukiskan kata-kata. Inilah momen yang membuat semua perjuangan terbayar lunas. Seperti dalam hidup, ketika kerja keras kita berbuah hasil: promosi jabatan, pencapaian mimpi, atau penghargaan dari orang lain.

Namun, seperti halnya di gunung, puncak bukanlah akhir dari perjalanan. Justru di sinilah tantangan baru dimulai: bagaimana kita bisa turun kembali dengan selamat. Terlalu banyak kisah tragis dari mereka yang gagal kembali karena terlalu terlena di puncak.

Ini menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan pun, pencapaian tertinggi bukanlah tempat kita berhenti. Jabatan, kekayaan, atau popularitas bukanlah puncak abadi. Kita tetap harus menjaga diri, tetap rendah hati, dan bersiap menghadapi fase berikutnya dari kehidupan.

Bukan Tentang Gaya, Tapi Makna

 foto milik sendiri.Gunung Rinjani. Sumber: foto milik sendiri.

Sayangnya, semangat mendaki kini sering kali berubah arah. Banyak yang menjadikan pendakian hanya sebagai ajang pamer. Foto-foto di puncak, caption penuh semangat, tapi lupa membersihkan sampah sendiri atau bahkan tak tahu nama gunung yang didaki.

Pendaki sejati bukanlah mereka yang sibuk menghitung jumlah puncak yang telah ditaklukkan, melainkan yang mampu memetik pelajaran hidup dari setiap tapak langkahnya. Mereka tahu bahwa gunung tidak pernah bisa ditaklukkan. Yang bisa ditaklukkan hanyalah ego dan rasa sombong dalam diri.

Rinjani, seperti juga gunung-gunung lain di negeri ini, bukanlah panggung untuk eksistensi digital. Ia adalah tempat sakral, tempat kita berdamai dengan diri, alam, dan semesta.

Sebuah Refleksi

Dari Rinjani, saya belajar bahwa hidup adalah proses panjang. Tidak semua harus instan. Tidak semua harus terlihat oleh dunia. Ada nilai-nilai yang justru tumbuh dalam kesunyian. Dalam diam kita menahan lelah, dalam sunyi kita belajar sabar, dan dalam dingin kita menemukan hangatnya harapan.

Mendaki adalah cara untuk kembali ke dalam diri. Sebuah dialog sunyi yang tidak bisa dibagikan ke media sosial. Sebab tidak semua perjalanan harus diketahui orang lain. Beberapa cukup dirasakan, direnungkan, dan dijadikan pegangan hidup.

Ketika kelak saya menuruni Rinjani, saya tahu bahwa saya tidak membawa pulang sekadar foto atau cerita hebat. Saya membawa pulang versi diri yang lebih kuat, lebih sadar, dan lebih utuh. Gunung tidak pernah menjanjikan kemewahan, tapi ia selalu memberi pelajaran kehidupan yang paling murni.

Jadi, jika kamu berniat mendaki gunung, tanyakan dulu pada dirimu: apakah kamu ingin mencari jati diri, atau sekadar mengejar eksistensi? Sebab gunung bukan panggung untuk pamer, tapi cermin untuk melihat siapa sebenarnya diri kita.

Read Entire Article