
Jalan Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di Pasar Bajera, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Bali, amblas sedalam 8 meter pada Senin (7/5) saat hujan deras. Amblasnya jalan membuat sinkhole atau lubang besar.
Amblasnya jalan ini membuat Suranto (50), seorang sopir truk tronton pengangkut material bangunan kelelahan. Dia terpaksa keliling Pulau Dewata mengangkut lebih dari 12 ton barang muatan konstruksi dari Tangerang, Banten, ke Kota Denpasar, Bali.

Jarak tempuh yang biasanya dari Pelabuhan Gilimanuk ke Kota Denpasar melalui Kabupaten Tabanan sekitar 128 kilometer, bertambah 115 km menjadi 243 kilometer karena pengalihan arus dari Gilimanuk ke arah Kecamatan Gerogak dan Kecamatan Tejakula di Kabupaten Buleleng, kemudian berlanjut ke Kabupaten Karangasem.
Suranto yang biasanya menghabiskan waktu selama 5 hari dari Tangerang ke Kota Denpasar kini menjadi 1 minggu.
"Lelah ya pasti, harusnya bisa 8 jam dari Pelabuhan (Gilimanuk) ke sini (Kota Denpasar), sekarang lebih dari 12 jam," katanya saat istirahat di sekitar Jalan Cargo Permai, Denpasar, Bali, Senin (14/7).


Khawatirkan Keselamatan
Suranto tak cuma kelelahan. Dia waswas akan keselamatan dirinya karena baru pertama kali melewati jalur itu. Sementara itu, medan jalan di sekitar Karangasem sempit, menanjak, dan penuh tikungan tajam.
Suranto juga terpaksa menembus ranting-ranting pohon yang tumbuh di pinggir jalan. Tinggi truk yang lebih tinggi daripada pohon membuat Suranto berdoa ranting-ranting itu tak jadi pemicu kecelakaan.
"Kalau takut sih takut soalnya muatannya berat dan belum pernah lewat situ, medan jalannya ngeri, nanjak, tikungannya tajam, banyak pohon pendek-pendek jadi truk banyak kena ranting pohon. Jadi kita juga lewat sana itu maksa karena ngga ada jalan lagi," katanya.
Suranto juga harus sabar dalam perjalanan yang macet. Kendaraan bermuatan besar berjalan dalam kondisi pelan. "Saya kena macet 2 jam kemarin, karena ada trailer nyangkut pohon (atapnya) harus diambil dulu, bahaya maksa bisa pohon tumbang," ujarnya.

Biasanya 4 Jam Jadi 9 Jam
Hal senada juga dirasakan sopir truk pengangkut barang properti bernama Irqi (24). Irqi mengangkut muatan sekitar 8 ton dari Probolinggo, Jawa Timur, menuju Kota Denpasar.
Irqi biasanya bisa menempuh sekitar 4 jam dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Kota Denpasar. Kini, terpaksa menempuh lebih dari 9 jam untuk sampai tujuan karena medan jalan sempit dan tikungan tajam.
"Kalau sudah ada tronton di depan, yah, kewalahan," katanya.
Baik Suranto dan Irqi mengaku tetap beristirahat apabila sudah kewalahan dalam perjalanan. Walau mendapatkan uang lembur di tengah penambahan jarak tempuh perjalanan, mereka berharap pemerintah mempercepat perbaikan jalan mempersingkat waktu perjalanan.
Pemprov Bali membutuhkan sekitar sebulan untuk menuntaskan perbaikan karena jalan berada di sekitar jalur irigasi.
"Kalaupun ada tambahan ya maunya sih cepat selesai biar enak kerjanya, capek juga kalau dalam sebulan harus gini terus," kata Irqi.