Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyambut baik kemajuan yang berkelanjutan terkait negosiasi penetapan batas maritim antara Indonesia dan Malaysia.
"Kedua Pemimpin mengakui dan mengapresiasi pencapaian tonggak-tonggak penting dalam proses ini," menurut pernyataan bersama Konsultasi Tahunan ke-13 antara Presiden RI dan PM Malaysia di Jakarta, Selasa (29/7).
Dalam pernyataan gabungan itu, disebutkan bahwa kedua pemimpin menyambut baik kemajuan dalam proses negosiasi tentang penetapan batas maritim melalui mekanisme Pertemuan Teknis Penetapan Batas Maritim antara Republik Indonesia dan Malaysia.
Kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya menjaga keterlibatan yang konstruktif dan koordinasi yang erat antara lembaga-lembaga terkait di kedua negara untuk memastikan kemajuan yang stabil dalam proses penetapan batas maritim.
"Mereka menggarisbawahi perlunya niat baik yang berkelanjutan dan pemahaman bersama untuk mengatasi masalah-masalah yang belum terselesaikan, menuju solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara," menurut pernyataan itu.
Kedua pemimpin disebutkan telah menugaskan kedua belah pihak untuk mengambil langkah-langkah bersama guna mempertahankan momentum positif itu, dan untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama serta berupaya mencapai titik temu sebagai terobosan dalam menyelesaikan masalah batas maritim antara kedua negara.
Kedua pemimpin juga puas dengan kemajuan positif yang dicapai terkait isu demarkasi darat, khususnya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Demarkasi dan Survei Batas Internasional untuk Masalah Batas Luar Biasa (Outstanding Boundary Problem/OBP) pada Pertemuan ke-45 Komite Perbatasan Bersama Indonesia-Malaysia (JIM-45) di Jakarta, pada 17-18 Februari 2025.
Setelah lebih dari 45 tahun negosiasi dan dengan penandatanganan MoU ini, OBP perbatasan darat di Sektor Timur (Kalimantan Utara-Sabah) disebutkan telah sepenuhnya disepakati oleh kedua negara.
Dalam hal ini, Malaysia berpendapat bahwa batas darat yang tersisa di Sektor Timur, yaitu daerah pasang surut di pesisir timur Pulau Sebatik, perlu diselesaikan.
Ke depan, kedua pemimpin juga menugaskan Komite Perbatasan Bersama Indonesia-Malaysia untuk melanjutkan negosiasi OBP di Sektor Barat (Kalimantan Barat-Sarawak).
Sementara itu, kedua pemimpin juga menegaskan kembali tekad mereka untuk menyelesaikan masalah batas wilayah pasang surut dan celah dari garis air rendah hingga Titik M di Laut Sulawesi.
Baca juga: Malaysia soroti perlunya penyelesaian damai atasi isu perbatasan
Baca juga: PM Anwar sebut isu batas laut Malaysia-RI telah diurai
Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.