Liputan6.com, Jakarta - Induk perusahaan dari Garena dan Shopee, Sea Group, melampirkan laporan pendapatan pada kuartal kedua (bulan April-Juni) dengan hasil pendapatan naik sebesar 38,2 persen (USD 5,26 miliar atau sekitar Rp 85 triliun).
Mengutip Reuters, Selasa (19/8/2025), eskalasi penerimaan pendapatan ini menandakan lonjakan jauh dari analisis estimasi pendapatan yakni sebesar USD 4,98 miliar (sekitar Rp 80 triliun).
Dampak dari terjadinya lonjakan pendapatan membuat harga saham perusahaan naik hampir 19 persen, sehingga nembuat banyak orang tertarik untuk melakukan investasi pada Sea Group.
Bila dirinci, lonjakan pendapatan ini berasal dari dua anak usaha Sea Group, yakni Shopee dan Garena (Free Fire). Shopee sebagai salah satu e-commerce yang terkenal di Indonesia meraih kenaikan pendapatan sebanyak 33,7 persen menjadi USD 3,8 miliar (sekitar Rp 61 triliun).
Di sisi lain, salah satu perusahaan industri game terbesar di Asia Tenggara, Garena melalui game Free Fire-nya berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 28,4% menjadi USD 559,1 juta (sekitar Rp 9 triliun).
Peningkatan besar-besaran pada kedua anak perusahaan ini disinyalir karena melonjaknya permintaan dan kebutuhan masyarakat dalam dua usaha tersebut (Shopee dan Free Fire).
Shopee sendiri terpantau memberikan harga kompetitif dan engagement lebih tinggi ketimbang kompetitornya, sehingga mampu memenangkan persaingan dan meningkatkan pendapatan. Sementara itu, Garena melalui game Free Fire, meraup keuntungan dari pembelian item.
Strategi Garena dan Shopee
Kesuksesan dan peningkatan pendapatan yang dialami oleh Sea Group bukanlah sebuah keberuntungan. Keberhasilan ini merupakan hasil dari kematangan strategi yang disusun oleh dua pilar utama mereka.
Beberapa strategi yang diterapkan oleh Shopee misalnya, seperti promosi, subsidi ongkos kirim, dan flash sale menjadi daya tarik bagi calon konsumen untuk memilih memakai platform mana dalam melakukan transaksi.
Selain berpacu di harga, e-commerce ini juga memberikan beberapa fitur unik seperti Shopee Live dan mini-game agar pengguna betah berlama-lama menggunakan aplikasi miliknya.
Dengan banyaknya program “bakar uang” yang diberikan, Shopee berhasil meningkatkan volume dan frekuensi pembelian pada platform. Hal ini terbukti dari kenaikannya Gross Merchandise Value (GMV) mereka.
Di sisi lain, Garena juga mengimplementasikan strategi jenius untuk menarik perhatian klien mereka. Melalui game free-to-play “Free Fire”, anak perusahaan Sea Group ini menjual berbagai macam kebutuhan gamer melalui fitur microtransactions.
Beberapa kebutuhan dalam permainan yang dijual di antaranya, kosmetik game “Skin” dan Battle Pass (semacam fitur subscription untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak di dalam permainan).
Hadirnya penjualan melalui model bisnis ini terbukti meningkatkan pendapatan perusahaan secara signifikan.
Kombinasi strategi dari Shopee dan Garena untuk menguasai pasar kebutuhan seharian dan pasar hiburan digital jelas memberikan hasil luar biasa bagi Sea Group.
Kemungkinan Sea Group Caplok Perusahaan Swasta Indonesia
Selain pendapatan Sea Group yang mengalami kenaikan pada kuartal dua tahun ini, sebelumnya mereka dikabarkan telah menjadi pemegang saham PT Hibank Indonesia (hibank).
Posisi pemegangan saham ini memicu pendapat langsung dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI untuk buka suara mengenai potensi Sea Group.
Corporate Secretary Bank BNI, Okki Rushartomo, mengatakan perusahaan telah melakukan penelaahan atas entitas yang akan menjadi mitra teknologi strategis untuk bekerja sama dengan hibank.
"Kami telah melakukan penelaahan atas entitas yang akan menjadi mitra teknologi strategis untuk bekerja sama dengan hibank dalam rangka mengembangkan kapabilitas teknologi untuk mendukung transformasi hibank menjadi bank digital," kata Okki dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (11/10/2024).
PT Bank Mayora sebagai anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah resmi berubah nama menjadi hibank. BNI secara resmi telah mengakuisisi PT Bank Mayora pada 18 Mei 2022 untuk kemudian ditransformasi menjadi bank digital.
Perubahan nama tersebut merupakan bagian komitmen transformasi bank digital dalam upaya ekspansi ke segmen UMKM nasional.
"Saat ini hibank masih melakukan penjajakan terhadap potensi kerja sama lainnya yang relevan dengan rencana bisnis bank," imbuh Okki.
Sebelumnya, diberitakan Sea Group, perusahaan asal Singapura, telah menjalin kemitraan dalam bidang teknologi dengan Hibank, dan saat ini ada opsi untuk mengambil saham minoritas. Sea Limited sedang melakukan negosiasi untuk membeli saham minoritas Hibank di kisaran 10% hingga 15%.