Jakarta (ANTARA) - Perkembangan teknologi pada tahun 2025 semakin pesat dan inovatif, termasuk penggunaan smartphone yang kini semakin luas di berbagai kalangan. Tidak heran banyak produsen menawarkan berbagai pilihan smartphone dengan spesifikasi canggih dan desain modern.
Meski begitu, kemajuan teknologi ini juga masih diiringi munculnya beragam mitos dan rumor yang kerap membuat pengguna khawatir terhadap hal-hal sederhana yang sebenarnya tidak berbahaya.
Lalu, apa saja fakta di balik mitos seputar smartphone yang masih dipercaya banyak orang hingga tahun 2025? Berikut beberapa mitos yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Xiaomi 16 hadir dengan bezel super tipis dan sudut layar paling bulat
Mitos smartphone yang masih banyak dipercaya di tahun 2025
1. Sinyal smartphone lemah karena cuaca
Banyak orang percaya bahwa cuaca menjadi penyebab utama lemahnya sinyal smartphone. Namun, menurut Federal Communications Commission (FCC), sinyal smartphone bekerja pada frekuensi yang relatif tahan terhadap hujan, baik ringan maupun lebat. Gangguan sinyal biasanya terjadi karena jaringan satelit atau sinyal microwave, bukan karena kondisi cuaca.
2. Baterai harus diisi penuh
Banyak yang beranggapan bahwa baterai smartphone harus diisi hingga penuh sebelum digunakan. Faktanya, mitos ini sudah tidak relevan di era smartphone 2025. Baterai modern, seperti Li-Ion dan Li-Po, tidak memiliki efek memori seperti baterai lama, sehingga pengisian tidak harus selalu penuh dan tetap aman digunakan.
3. Mematikan bluetooth agar sinyal stabil
Beberapa orang meyakini mematikan Bluetooth dapat membuat sinyal seluler lebih stabil. Padahal, Bluetooth dan jaringan seluler bekerja pada frekuensi berbeda. Bluetooth beroperasi di 2,4 GHz (sama seperti Wi-Fi), sedangkan sinyal seluler berada pada spektrum lebih tinggi seperti 4G dan 5G. Jadi, mematikan Bluetooth tidak berpengaruh pada kestabilan sinyal smartphone.
Baca juga: Samsung rilis ponsel flagship terjangkau S25 FE, ini spesifikasinya
4. Kapasitas baterai besar membuat smartphone lebih awet
Anggapan bahwa baterai berkapasitas besar membuat smartphone awet ternyata keliru. Daya tahan smartphone dipengaruhi banyak faktor lain, seperti prosesor, kecerahan layar, dan software. Kapasitas baterai hanyalah salah satu komponen, bukan penentu utama umur pakai smartphone.
5. Mengangkat smartphone untuk mencari sinyal
Mitos ini masih sering dijumpai di berbagai daerah, khususnya di lokasi yang jauh dari menara atau satelit. Namun, smartphone modern sudah dirancang canggih sehingga posisi tinggi atau rendah tidak mempengaruhi penerimaan sinyal. Satu-satunya pengecualian adalah ketika berada di area ekstrem, seperti di bawah tanah atau ruang tertutup.
6. Performa smartphone dipengaruhi besaran RAM
Sering terdengar bahwa RAM besar membuat smartphone lebih cepat. Faktanya, kecepatan smartphone tidak ditentukan semata-mata oleh kapasitas RAM. RAM hanya berperan saat melakukan multitasking dengan banyak aplikasi. Kinerjanya lebih dipengaruhi oleh optimasi software dan spesifikasi prosesor, bukan ukuran RAM semata.
Baca juga: Infinix perluas jangkauan pasar lewat kemitraan dengan Digiplus
Baca juga: OPPO menjadi official smartphone Super League sampai 2027
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.