Denpasar (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencanangkan Gerakan Rabu Menabung kepada para pelajar untuk mendongkrak tingkat literasi dan inklusi keuangan sejak dini.
“Kami berharap pelajar semakin rajin menabung sebagai bagian dari pengelolaan keuangan,” kata Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) 3 OJK Bali Yan Jimmy Hendrik Simarmata di Denpasar, Bali, Kamis.
Pencanangan tersebut dilakukan bersama Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kota Denpasar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Denpasar.
Dengan upaya tersebut, kata dia, dapat menumbuhkan kebiasaan menabung di kalangan pelajar sebagai bagian memperkuat pemahaman pengelolaan keuangan.
Adapun Kota Denpasar merupakan salah satu daerah percontohan nasional Program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) dengan target 90 persen dari total 27.385 pelajar memiliki rekening tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) pada akhir 2025.
“Gerakan ini menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung pencapaian target tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Denpasar Luh Made Kusuma Dewi menyampaikan gerakan itu merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mengakselerasi implementasi program Kejar di seluruh satuan pendidikan di Denpasar.
“Program ini merupakan tindak lanjut kebijakan kepemilikan rekening pelajar yang menjadi salah satu persyaratan dalam penerimaan siswa baru di SMP negeri di Denpasar,” imbuhnya.
Sementara itu, OJK mendorong peningkatan literasi keuangan di kalangan pelajar selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang telah selesai pekan lalu.
Pihaknya bersama pemerintah daerah dan perbankan melakukan edukasi keuangan termasuk menggandeng duta literasi keuangan di delapan kabupaten lain di Bali.
Duta literasi keuangan itu berjalan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Literasi dan Inklusi Keuangan bersama Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, dan Universitas Undiksha di 50 desa dengan sasaran 297 sekolah dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas (SMA).
Sebagai gambaran, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan kenaikan indeks literasi keuangan menjadi 66,46 persen dan indeks inklusi keuangan 80,51 persen.
Hasil SNLIK 2025 itu meningkat dibanding SNLIK 2024 yakni indeks literasi keuangan 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.
Baca juga: OJK minta BPR di Bali genjot kualitas analisis kredit
Baca juga: OJK catat nasabah di Bali gemar menabung
Baca juga: OJK Bali genjot inklusi keuangan untuk penyandang disabilitas
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.