Moskow (ANTARA) - Enam orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di ibu kota Nepal, Kathmandu, menyusul larangan pemerintah terhadap sejumlah platform media sosial, Kathmandu Post melaporkan pada Senin (8/9).
Mengutip keterangan dari rumah sakit setempat, surat kabar itu melaporkan bahwa dua pengunjuk rasa yang terluka dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Sipil akhirnya meninggal. Empat lainnya meninggal di Pusat Trauma.
Seorang dokter di rumah sakit itu menambahkan bahwa 10 demonstran dengan luka serius masih menjalani perawatan.
Sebelumnya pada 4 September, surat kabar itu melaporkan bahwa otoritas Nepal telah memblokir sejumlah platform media sosial populer yang tidak mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi sebelum tenggat.
Platform yang diblokir termasuk X, Telegram, YouTube, Instagram, Facebook, WhatsApp, Reddit, LinkedIn, dan lainnya.
Situasi memanas setelah pengunjuk rasa menerobos gedung parlemen Nepal, sehingga aparat terpaksa menggunakan meriam air, gas air mata, hingga peluru tajam, yang menimbulkan korban luka-luka.
Setelah kejadian itu, otoritas Kathmandu memberlakukan jam malam di beberapa distrik kota.
Menurut laporan Khabarhub, tentara Nepal juga dikerahkan ke gedung parlemen di distrik New Baneshwor karena para demonstran berusaha masuk ke sana.
Tentara ditugaskan untuk memperkuat aparat keamanan setelah jam malam diberlakukan, sebut portal berita itu, yang mengutip para pejabat.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Nepal akan blokir Facebook, X, hingga YouTube karena tak patuhi aturan
Baca juga: Gempa berkekuatan 5,5 magnitudo mengguncang Nepal
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.