
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tidak akan mentolerir masyarakat yang menggunakan bantuan sosial atau bansos untuk bermain judi online atau judol. Ia mengancam akan mencoret mereka dari daftar penerima bansos.
“Kalau memang terbukti bahwa mereka benar-benar itu Judol, dan sengaja Bansos itu digunakan untuk keperluan Judol, maka kita akan coret, dan kita alihkan kepada mereka yang lebih berhak,” ujar Gus Ipul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (10/7).
Bahkan, Gus Ipul juga akan menggandeng PPATK untuk mengawasi masyarakat penerima bansos terlibat judol atau tidak.
“Ya kita akan dalami, kita akan lihat apakah benar-benar dimanfaatkan judol oleh penerima manfaat dan pihak lain, itu kita akan dalami,” tutur dia.

“Karena kita perlu tahu lebih jauh. Makanya kita akan diskusi dengan PPATK, itu kan baru dari satu bank, itu pun tahun 2024. Jadi ini cukup mengejutkan dan ini menjadi bahan kami untuk evaluasi pada penyaluran triwulan ketiga nanti,” tambahnya.
Sebelumnya, Gus Ipul mengungkapkan temuan awal yang mengejutkan terkait penyalahgunaan bansos oleh sebagian penerima. Sebanyak 571.410 rekening penerima bansos terindikasi digunakan untuk aktivitas judol pada 2024.
Temuan ini berasal dari hasil pemadanan data antara Kemensos dan PPATK.
Dari total 28,4 juta NIK penerima bansos dan 9,7 juta NIK pemain judol, ditemukan lebih dari setengah juta NIK yang identik. Ini berarti sekitar 2 persen penerima bansos juga terdaftar sebagai pemain judi online.
“Jadi dari penelusuran itu, kita memerlukan koordinasi dengan PPATK supaya tahu dana yang kita salurkan benar-benar dimanfaatkan atau tidak. Presiden mengizinkan kita untuk koordinasi dengan PPATK,” ujar Gus Ipul pada wartawan usai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Senin (7/7/2025).
PPATK mencatat sekitar 7,5 juta transaksi terkait judi online dari kelompok ini, dengan total nilai mencapai Rp 957 miliar. Gus Ipul menekankan bahwa data tersebut masih bersifat sementara dan baru berasal dari satu bank.
“Itu hasil sementara yang kita terima dari PPATK, nanti kita analisis dan evaluasi dahulu, kalau sudah semua kita terima datanya akan kita asesmen,” tegas Gus Ipul.