Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menjelaskan alasan Presiden Prabowo Subianto mendapat giliran berbicara ketiga dalam sesi perdebatan umum (general debate) Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, Tri Tharyat, dalam pengarahan media di Jakarta, Kamis, menjelaskan Sidang Majelis Umum PBB memiliki tradisi undian yang digunakan untuk menentukan posisi duduk dan urutan berbicara.
“Pertama adalah siapa yang duduk paling depan pertama. Jadi kalau enggak rugi, A di depan terus, Z paling belakang.Nah itu tiap tahun makanya posisi duduk selalu bergeser,” kata Tri.
Tri menjelaskan bahwa dalam penentuan tempat duduk, PBB memiliki pengecualian khusus untuk sejumlah perwakilan negara penyandang disabilitas akan diberi posisi duduk di baris paling depan.
Indonesia, lanjutnya, telah mendaftarkan keikutsertaan Indonesia dalam sesi perdebatan umum sejak Mei lalu dengan menyampaikan bahwa delegasi Indonesia akan dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dalam proses penentuan urutan berbicara, PBB akan mengelompokkan berdasarkan kepala delegasi. Penentuan undian dimulai untuk kelompok presiden atau wakil presiden, lalu kelompok perdana menteri, dan wakil perdana menteri serta pejabat lain di bawahnya.
“Jadi hasil undian tersebut kemudian ya Alhamdulillah kita dapat sepertinya nomor satu. Karena nomor satu dan duanya itu sudah memang by default selalu Brasil dan Amerika,” ucap Tri.
Tri turut menambahkan bahwa ini pertama kalinya Indonesia mendapat urutan yang baik dan berbicara pada hari pertama sesi pembukaan perdebatan umum. Sesi pembukaan akan dilakukan pada pukul 10 pagi waktu setempat.
Adapun pertemuan tingkat kepala negara pemerintah di Sidang Majelis Umum PBB secara resmi akan dimulai pada 22-29 September yang akan dibagi ke dalam beberapa segmen.
Tanggal 23 September akan menjadi sesi terpenting karena menandai dimulainya sesi perdebatan umum yang menghadirkan panggung untuk seluruh kepala negara pemerintahan dari 193 negara anggota.
Per Kamis (11/9), Kemlu mencatat bahwa 145 negara telah mengonfirmasi kehadiran pada Sidang Majelis Umum PBB.
Secara rinci, 137 negara diwakili langsung oleh kepala negara pemerintahan, 5 wakil presiden dan 3 wakil perdana menteri. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah mendekati hari pelaksanaan sidang umum.
Baca juga: Kemlu soroti pentingnya menyuarakan Palestina di sidang PBB mendatang
Baca juga: Prabowo akan bahas dinamika global di Sidang Umum PBB
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.