
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) mengajak Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) untuk memperkuat solidaritas sosial, peduli antarwarga, serta menjaga kerukunan nasional. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad mengatakan, penyuluh agama perlu hadir dalam barisan terdepan membantu warga kecil, terutama kelompok rentan yang merasakan langsung dampak situasi ekonomi saat ini.
"Mari perbanyak selawat di bulan maulid ini, agar zikir, doa, dan munajat tidak hanya dilakukan pada momen tertentu saja. Serta disertai empati dan aksi human action," kata Abu dalam keterangannya, Senin (1/9).
Abu Rokhmad juga meminta para penyuluh agama turun langsung ke komunitas binaan, masjid, maupun kelompok sosial untuk mencari solusi kecil namun berdampak nyata di tengah kenaikan harga bahan pokok saat ini.
"Tidak perlu banyak, yang penting kita lakukan bersama. Inilah saatnya empati dan simpati diwujudkan dalam bentuk aksi sosial," ujarnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya menghargai kerja keras kelompok masyarakat yang menggantungkan hidup di jalan, seperti pengemudi ojek daring dan pekerja informal lainnya.
"Kalau kita sedang pesan makanan atau minuman, tambahkan sedikit untuk mereka. Itu bentuk penghargaan kita terhadap kerja keras yang tidak mudah," katanya.
Lebih lanjut, Abu Rokhmad mengingatkan penyuluh agama sebagai teladan kesederhanaan dan penjaga kerukunan. Ia meminta agar penyuluh tidak hidup berlebihan, tetapi tetap menunjukkan sikap optimistis bahwa bangsa ini akan mampu melalui ujian dengan baik.
"Semoga dengan kesabaran dan kepedulian, kita akan naik kelas, mendapatkan ibrah yang luar biasa, dan membangun peradaban yang lebih kuat," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi menegaskan pentingnya peran penyuluh sebagai agen moderasi beragama. Dalam konteks kehidupan berbangsa, lanjutnya, moderasi bukan sekadar jargon, melainkan prinsip hidup bersama yang harus ditransformasikan di akar rumput.
"Penyuluh agama harus hadir di ruang-ruang publik, menjembatani perbedaan, dan memperkuat kohesi sosial. Dari tangan para penyuluh, kita bisa menjaga persaudaraan sesama anak bangsa," ujarnya.
Ia menambahkan, keberadaan penyuluh agama yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia menjadi potensi strategis untuk memperkokoh bangsa. Menurutnya, ketika penyuluh memadukan dakwah spiritual dan sosial, maka pesan agama akan lebih membumi.
"Di sinilah IPARI memainkan peran penting, mengorganisasi penyuluh agar lebih terarah, sistematis, dan berdampak luas," tuturnya. (H-4)