Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 8,7 mengguncang Kamchatsky, Rusia, pada Rabu (30/7/2025) pukul 11.24 waktu setempat menimbulkan potensi tsunami di berbagai negara. Di Jepang, Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana setempat meminta lebih dari 1,9 juta orang di 21 perfektur mengungsi ke lokasi yang lebih aman seperti dataran tinggi, gedung evakuasi dan tempat aman lainnya.
Perfektur yang paling banyak warganya diminta mengungsi adalah Hokkaido, Kanagawa and Wakayama seperti mengutip Washington Post.
Gelombang tsunami telah mencapai sebagian wilayah pesisir Pasifik Jepang usai gempa Rusia. Tsunami setinggi 1,3 meter terekam di Pelabuhan Kuji di Prefektur Iwate seperti mengutip NHK.
Lalu, gelombang setinggi 80 sentimeter terpantau di Nemuro, Hokkaido, dan tsunami setinggi 70 sentimeter di Pelabuhan Ishinomaki di Miyagi. Angka ini jauh di bawah perkiraan awal yang mencapai tiga meter.
Staf Badan Meteorologi Jepang Kiyomoto Masashi, menjelaskan satu siklus tsunami berlangsung sekitar satu jam. Tsunami dapat terus diamati dalam waktu yang lama.
Berdasarkan pengamatan tsunami sebelumnya setelah gempa bumi dengan skala yang sama, kewaspadaan terhadap tsunami tinggi akan bertahan setidaknya selama lebih dari satu hari seperti mengutip NHK.
Kiyomoto mengatakan bahwa orang-orang yang telah dievakuasi ke tempat aman sebaiknya tetap tinggal di tempat mereka untuk sementara waktu, meskipun cuaca sedang panas.