
Kompetisi inovasi digital dan konferensi teknologi berskala nasional, Astranauts 2025, yang diadakan oleh PT. Astra International Tbk memasuki tahap akhir.
Setelah melalui proses seleksi ketat dari ribuan pendaftar, para finalis mempresentasikan gagasan mereka dalam sesi demo day dan penganugerahan yang digelar di Menara Astra, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (16/7).
Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Rudy, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ia menyebut bahwa jumlah pendaftar terus naik signifikan sejak pertama kali digelar pada 2022.
“Ini adalah tahun keempat untuk Astranauts. Dan dari sisi registran ini meningkat cukup baik, jadi tahun pertama hanya 990 (tim) dan sekarang sudah 2.100 dengan akumulasi lebih dari 5.000,” ujar Rudy dalam sambutannya.
Ia menilai peningkatan jumlah peserta juga diiringi dengan perbaikan kualitas ide dan solusi yang lebih fundamental. Menurutnya, kompetisi ini tidak hanya mendorong inovasi jangka pendek, namun juga mengarah pada dampak jangka panjang yang nyata.
Di tengah ketidakpastian global, Rudy menyebut Indonesia masih menunjukkan kinerja ekonomi yang cukup stabil dengan proyeksi pertumbuhan sekitar lima persen.

Namun, ia mengingatkan bahwa penurunan pendanaan startup sebesar 60 persen menjadi tantangan tersendiri.
“Investasi startup di Indonesia tahun 2024 itu hanya 1,1 miliar dolar, di mana turun 60 persen dibanding tahun sebelumnya yang 2,83 miliar dolar. Tapi saya lihat positifnya adalah orang lebih concern, lebih selektif, untuk proyek yang benar-benar secara fundamental itu akan jalan,” jelas Rudy.
Komitmen Astra terhadap pengembangan ekonomi digital nasional juga ditegaskan kembali melalui kompetisi ini.
“Astranauts ini merupakan bagian dan upaya kita untuk mengakselerasi transformasi digital nasional. Kita ingin mempertemukan ide, teknologi, talenta untuk memperkuat daya saing di Indonesia,” tuturnya.
Chief of Group Digital Strategy ASTRA, Paul Soegianto, menyampaikan bahwa Astranauts merupakan “innovation competition” yang bertujuan mendukung ekosistem startup dan mahasiswa di Indonesia agar tetap tumbuh meski di tengah situasi ekonomi yang tidak mudah.
“Kenapa kita melakukan ini? Ini adalah salah satu bentuk pengabdian daripada Astra kembali ke Indonesia. Jadi kan kita pengin juga mensupport ekosistem daripada startup di Indonesia,” kata Paul.
Ia menambahkan, tahun ini kompetisi dibagi menjadi dua jalur, yakni student track dan startup track. Khusus untuk student track, peserta diminta memberikan solusi terhadap tantangan nyata yang sedang dihadapi Astra, mulai dari infrastruktur hingga sistem keuangan.
“Kita benar-benar pengin menggali dari ide-ide dan pikiran-pikiran anak-anak muda supaya mereka juga ikut berpikir tentang problem yang ada di Indonesia,” jelasnya.

Dari 2.100 tim pendaftar, hanya 20 tim yang berhasil masuk ke babak final, terdiri dari 10 tim mahasiswa dan 10 startup.
“Dari 2.100, terseleksi pertama itu jadi 700 tim. 700 ide. Dari 700 ide itu dilakukan lagi 3-4 seleksi proses. Di mana akhirnya terciptalah atau menghasilkan 20 finalis. Itu 10 dari student track, 10 dari startup track,” ujar Paul.
“Kalian jadi finalis aja udah sesuatu yang hebat banget. Kalian mengalahkan lebih dari 2000 tim yang ada,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Astra juga memperkenalkan program InnovLab yang memberikan pelatihan dan pendampingan lanjutan bagi para finalis. Hal ini merupakan bagian dari inisiatif Astra untuk memperkuat ekosistem inovasi berkelanjutan.
“Habis ini kita ada yang namanya Innovlab. Jadi, kita mentoring daripada, bukan cuma pemenang ya, finalis daripada Astranauts juga kita bantu,” jelas Paul.
“Kita bantu mentoring beberapa bulan untuk membantu mereka melihat interaction-nya dan lain-lain,” sambungnya.
Adapun pemenang kompetisi Astranauts 2025 adalah sebagai berikut:
Kategori Student Track:
• Juara 1: EV-OS DOR
• Juara 2: Summon
• Juara 3: Athena Team
Kategori Startup Track:
• Juara 1: BETA
• Juara 2: Molca Technology
• Juara 3: Tax Point