Istanbul (ANTARA) - Uni Emirat Arab (UEA) dan Yordania memimpin bantuan kemanusiaan lintas negara melalui pengiriman udara ke Jalur Gaza pada Jumat (1/7), yang juga melibatkan pesawat dari Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol.
Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, telalh berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, untuk membahas perkembangan kemanusiaan di Gaza serta cara meningkatkan koordinasi bantuan kemanusiaan.
Sheikh Abdullah menyatakan, di bawah arahan Presiden UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, negaranya terus memimpin inisiatif global untuk memberikan bantuan kemanusiaan mendesak kepada warga Palestina di Gaza melalui darat, udara, dan laut di tengah kondisi kemanusiaan yang parah.
Ia menjelaskan bahwa operasi pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara yang ke-59 telah dilaksanakan pada Jumat, dipimpin oleh UEA dan Yordania, bersama tujuh pesawat yang berasal dari beberapa negara Eropa yaitu Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol.
Abdullah menggambarkan upaya ini sebagai model kerja sama internasional yang efektif dalam merespons kemanusiaan. Militer Israel sebelumnya mengumumkan akan mengizinkan negara asing untuk menjatuhkan bantuan udara ke Gaza.
Sebelumnya, bantuan yang diterjunkan ke Gaza yang sedang dilanda kelaparan, tempat di mana Israel dituduh menerapkan blokade kelaparan, sempat menimpa warga sipil dan menyebabkan kematian.
Sebagian bantuan yang dijatuhkan dari pesawat juga jatuh ke laut, sehingga mendorong warga sipil yang kelaparan berlarian menuju pantai dan perairan, dan metode pengiriman dengan parasut ini mendapat kritik.
Adapun pada pekan lalu, Program Pangan Dunia (WFP) PBB memperingatkan bahwa sepertiga populasi Gaza tidak mendapatkan makanan selama beberapa hari berturut-turut akibat pengepungan Israel.
WFP memperkirakan satu dari empat warga Palestina di Gaza menghadapi kondisi seperti kelaparan, dan 100.000 perempuan dan anak-anak mengalami malnutrisi akut.
Israel telah memblokade Gaza selama 18 tahun. Sejak 2 Maret, Israel telah menutup semua perlintasan perbatasan, menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan, dan memperburuk kondisi yang sudah sangat memprihatinkan di wilayah kantong tersebut.
Pejabat Palestina mengatakan setidaknya 600 truk bantuan dibutuhkan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduk Gaza.
Tentara Israel telah melancarkan serangan brutal ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 menewaskan lebih dari 60.300 warga Palestina. Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan wilayah kantong tersebut dan menyebabkan krisis pangan yang parah.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Gaza: Banyak truk bantuan dijarah karena pembiaran oleh Israel
Baca juga: Macron: Bantuan udara saja tak cukup, Israel harus buka akses Gaza
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.