Pontianak (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat (Kalbar) Doni Septadijaya mengatakan bahwa sinergi pengendalian inflasi yang dilaksanakan regional oleh tiga daerah, Kubu Raya, Pontianak dan Mempawah (Kuponwah) berpotensi menjadi model nasional.
"Sinergi tiga daerah Kuponwah ini memberikan manfaat besar, baik dari sisi pengendalian harga, penguatan ketahanan pangan, maupun peluang daerah memperoleh insentif fiskal dari pusat," kata Doni di Pontianak, Kamis.
Dia menjelaskan, rencana aksi Kuponwah fokus pada empat pilar strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Program-program yang dijalankan meliputi pelatihan petani dan peternak, pengembangan bibit unggul, penguatan koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hingga gerakan tanam cabai rawit di kawasan permukiman padat.
Baca juga: Mentrans tegaskan tidak ada penempatan transmigran ke Kalbar
"Rencana jangka panjang yang disiapkan mencakup pengembangan urban farming, digital farming, hingga sistem ketahanan pangan berbasis resiliensi," tuturnya.
Doni juga menekankan pentingnya TPID Award sebagai insentif nyata dari pemerintah pusat dan menjadi salah satu indikator kinerja pengendalian inflasi. Pemenangnya berhak atas Dana Insentif Daerah (DID) yang dapat digunakan untuk mendukung operasional dan program ketahanan pangan.
"Pontianak berpotensi meraih TPID Award 2025. Kami berharap seluruh elemen Kuponwah tetap solid, karena ini bukan semata prestasi, tapi dampaknya nyata untuk masyarakat," pungkas Doni.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.