
MANADO - The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Perkumpulan Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia, Simpul Sulawesi Utara (Sulut), memilih Pantai Karangria yang ada di Kota Manado, sebagai lokasi pelaksanaan Jambore Jurnalistik, Sabtu-Minggu (19-20/7).
Menariknya, Pantai Karangria ini berada di Teluk Manado yang masuk ke dalam kawasan yang akan direklamasi, walaupun saat ini izinnya masih sementara digugat oleh masyarakat.
Koordinator SIEJ Sulut, Findamorina Muhtar, menyebutkan jika kegiatan rutin tahunan ini sekaligus menjadi bukti SIEJ hadir sebagai bentuk respons dan aksi kolektif yang bertujuan memperkuat kapasitas jurnalis dalam mengangkat isu-isu ekologi pesisir sekaligus menyuarakan hak masyarakat terdampak.
Menurutnya, saat ini Kota Manado hanya punya sekitar 1,4 kilometer garis pantai alam yang tersisa, karena sisanya telah direklamasi untuk proyek komersial. Dan kini ancaman baru datang lagi untuk reklamasi 90 hektare di Teluk Manado.
"Melalui Jambore Jurnalistik SIEJ Sulut 2025 ini, kami menyerukan perlawanan terhadap eksploitasi ruang yang tak berkelanjutan," kata Finda.
Sementara, Ketua Tim Kerja Jambore Jurnalistik, Agustinus Hari, menyebutkan jika tujuan kegiatan tersebut untuk memperkuat kapasitas jurnalis lingkungan di wilayah Sulut, memperluas jejaring kerja, dan membangun kesadaran kolektif terhadap isu-isu lingkungan di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Agustinus menjelaskan, untuk tahun ini, Jambore Jurnalistik mengangkat tema 'Selamatkan Pesisir, Selamatkan Ruang Hidup Kita' dengan pendekatan kolaboratif antara pendidikan jurnalistik, kampanye lingkungan, dan ekspresi seni.
"Jambore Jurnalistik SIEJ Sulut 2025 bukan sekadar pertemuan jurnalis, tetapi juga momentum untuk mempertemukan suara warga, komunitas seni, dan aktivis lingkungan dalam satu panggung kolaboratif demi menyelamatkan kawasan pesisir dari ancaman eksploitasi ruang yang tidak berkelanjutan," ujar Agustinus.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika kegiatan ini penting terutama persoalan kerusakan habitat laut seperti terumbu karang dan biota laut, serta ancaman penurunan kualitas air laut di Pantai Manado yang merupakan bagian penting dari kawasan segitiga terumbu karang dunia yang bernilai ekologis tinggi.
"Reklamasi mempersempit akses ke laut dan mengancam ekonomi lokal yang berbasis perikanan tradisional dan risiko bencana lebih besar, serta mengubah garis pantai alami dan memperbesar risiko banjir, abrasi, dan kerusakan lingkungan lainnya," ujarnya lagi.