Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Kao Kim Hourn menekankan perlunya persatuan di antara negara-negara ASEAN di tengah gejolak global yang lebih dalam pada 2025.
"Bagi ASEAN, tantangan global ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk menjaga persatuan, memperkuat ketahanan, dan memproyeksikan arah serta tujuan ASEAN yang jelas," kata Kao Kim Hourn dalam pidatonya menyambut kunjungan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa.
Sekjen ASEAN itu menyatakan bahwa tahun ini menandai tahun di mana gejolak dan ketidakpastian terasa semakin lebih nyata dibandingkan sebelumnya.
Persaingan geopolitik semakin intensif, sementara tatanan multilateral berbasis aturan berada di bawah tekanan yang semakin besar akibat unilateralisme, proteksionisme, dan pemisahan ekonomi.
Perekonomian dunia, kata dia, berisiko mengalami fragmentasi dan perpecahan teknologi lebih lanjut, yang akan mengganggu rantai pasokan, arus perdagangan, dan investasi.
Sementara itu, laju transisi digital dan transisi hijau semakin cepat sehingga menawarkan peluang nyata tetapi juga mempertajam kesenjangan dalam kapasitas dan akses.
Bagi ASEAN, kata Kao Kim Hourn, tantangan global tersebut menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk menjaga persatuan, memperkuat ketahanan, dan memproyeksikan arah ASEAN yang jelas.
Di tengah lingkungan yang penuh tantangan dan ketidakpastian itu, Sekjen menilai kepemimpinan Malaysia menjadi sangat penting.
"Momen-momen sulit ini menuntut kepemimpinan yang penuh konsekuensi, dan visi Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk ASEAN, yang berprinsip, independen, pragmatis, kohesif, dan inklusif, sangat tepat waktu dan penting," tuturnya.
"Seruannya yang teguh agar kawasan ini menentukan arahnya sendiri, melibatkan semua mitra secara konstruktif, dan mengupayakan solusi yang didasarkan pada beragam realitas di Asia Tenggara sangat relevan di tengah ketidakpastian global saat ini," ujarnya.
Di bawah Kepemimpinan Malaysia, ASEAN, katanya lebih lanjut, memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa kerja sama multilateral dan diplomasi yang berprinsip tidak hanya tetap layak, tetapi juga vital bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran regional
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.