Liputan6.com, Jakarta -- Mirsa akhirnya buka suara. Ia meminta maaf pada Reza—mungkin sikapnya selama ini terlalu keras, terlalu memusuhi. Tapi itu semua bukan tanpa alasan. Ia kecewa… karena pernah berharap banyak. Berharap bahwa Reza adalah orang yang bisa dia percaya sepenuhnya.
Reza terdiam. Kata-kata Mirsa terasa seperti tamparan. Ia tahu, luka dalam hati Mirsa bukan hal sepele—itu semua akibat dari pengalaman pahit yang pernah ia alami. Tapi Reza memohon, sungguh-sungguh.
"Kalau kamu minta aku bersimpuh sekarang juga, aku akan lakukan," ucapnya penuh penyesalan. "Asal kamu mau maafin aku, Mirsa…"
Di lain waktu, Mirsa tiba di kantor sambil membawa bunga segar. Dia tampak bingung, tidak tahu harus meletakkannya di mana. Setelah mencari-cari, ia akhirnya menemukan vas kosong dan memasukkan bunganya ke dalam situ. Ia menatap bunga itu lama.
"Aku suka banget bunga ini…" gumamnya pelan, penuh makna.
Tanpa ia sadari, Ranti yang sedang menuju pantry, menghentikan langkahnya dan menguping dari balik pintu. Ia mendengar Mirsa berbicara—dan langsung berasumsi, “Pasti bunga dari Reza!” Ranti jadi makin emosi.
Bunga Mirsa Ada di Meja Ranti
Beberapa saat kemudian, Mirsa masuk ke ruang Ranti dan langsung terkejut—bunga yang tadi ia bawa kini ada di meja Ranti.
"Ranti, itu bunga aku… Kenapa kamu ambil?"
Ranti berpura-pura bingung. "Aku nemu di pantry. Cantik banget, jadi kupikir nggak ada yang punya."
"Tolong balikin ya, itu memang buat aku," ucap Mirsa tegas.
Tepat di saat ketegangan antara mereka memuncak, Reza kebetulan lewat di depan ruangan Ranti. Langkahnya langsung terhenti saat melihat situasi panas antara dua wanita itu. Matanya menatap tajam—ia tahu, ini pasti ada hubungannya dengan dirinya.
Sementara itu, di tempat lain…
Nurma bertanya pada Markum, "Kamu udah anter Karina?"
Markum mengangguk. "Udah."
Tapi Nurma belum puas. Ia menyuruh Markum untuk memata-matai Karina dan Radit. "Cari tahu mereka ngobrolin apa!" perintahnya.
Markum terlihat resah. Ia pun akhirnya jujur. "Sebenarnya… Karina nyuruh aku buat jemput Mirsa."
Mendengar itu, Nurma langsung terkejut. Ia panik dan buru-buru menyuruh Markum menghentikan pertemuan mereka secepatnya!