Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi sikap pasar yang mencerna keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve (The Fed) dalam Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli 2025.
"Seperti yang diantisipasi, Fed mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah pada 4,25-4,50 persen," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
The Fed merevisi prospek ekonomi AS dengan mencatat bahwa data terbaru menunjukkan moderasi dalam aktivitas ekonomi selama paruh pertama tahun ini, bergeser dari karakterisasi pertumbuhan sebelumnya sebagai “solid".
Dalam FOMC, Christopher Waller dan Michelle Bowman selaku dua pejabat The Fed mendukung penurunan suku bunga pada bulan Juli 2025 yang sempat meningkatkan ekspektasi pasar atas potensi penurunan suku bunga pada September 2025.
Namun, rilis data ekonomi AS baru-baru ini mendominasi sentimen pasar. Perekonomian AS tumbuh 3,0 persen quartal to quartal (QtQ) pada kuartal kedua 2025, melampaui perkiraan konsensus sebesar 2,4 persen QtQ.
"Kekuatan pasar tenaga kerja juga berlanjut, dengan laporan Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan peningkatan lapangan kerja yang lebih besar dari perkiraan, yaitu 104 ribu pada Juli 2025," ucap Josua.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis pagi di Jakarta melemah sebesar 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.428 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.405 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah pada Kamis pagi melemah jadi Rp16.428 per dolar AS
Baca juga: Rupiah pada Rabu pagi menguat jadi Rp16.381 per dolar AS
Baca juga: Rupiah pada Selasa pagi melemah jadi Rp16.387 per dolar AS
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.