Liputan6.com, Jakarta - Anggota grup musik RAN Rayi Putra secara resmi memperkenalkan single solo terbarunya yang berjudul "Istriku" dalam Private Launching Party yang digelar di kantor Universal Music Indonesia, Jumat (25/07/2025).
Lagu ini secara khusus diproduksi dan dipersembahkan sebagai kado ulang tahun untuk istri tercinta, Ria Zhafarani Hadju atau lebih akrab dipanggil Dila. Dalam acara ini pun dibuat intimate dan hanya segelintir fans saja yang lolos untuk hadir dan bertemu dengan sang idola.
Pria bernama lengkap Rayi Putra Rahardjo memanfaatkan momen yang ada untuk mengobrol santai dengan para fans. Rayi juga bersyukur karena dapat berbagi kesan tentang bagaimana proses terciptanya lagu terbarunya ini. “Gue malah lebih pengennya kita saling mengenal aja gitu, so thank you so much buat kalian semuanya gue ngerasa dihargai sekali,” tuturnya.
Tidak hanya launching lagu terbarunya saja, Rayi juga membagikan cerita tentang kehidupan pernikahannya bersama Dila, mulai lika-liku yang dihadapi selama berkeluarga dan tips pernikahan.
Hal yang Buat Tetap Excited
Bagi Rayi dan istrinya, Dila, salah satu kunci untuk menjaga hubungan tetap menarik adalah dengan menjadi sahabat satu sama lain. Rayi percaya bahwa ketika usia senja tiba, aspek fisik mungkin tidak lagi menjadi yang utama, melainkan teman untuk berbagi cerita.
"Karena nanti, kalau misalnya pernikahan kalian mungkin ya Alhamdulillah sekarang fisiknya Alhamdulillah masih oke, kasarannya masih oke sekali. Tapi ketika nanti kalian udah umur 50, 60 atau 70, mungkin bukan fisiknya lagi dicari, bukan kemengebu-gebuannya itu yang dicari," ujar Rayi.
Rayi juga merasa hidupnya jauh lebih berwarna setelah bersama Dila. Ia yang tadinya takut naik rollercoaster, menjadi berani mencoba setelah menikah karena sang istri.
Tips Berkompromi ala Rayi-Dila
Meskipun terlihat harmonis, Rayi dan Dila juga pernah mengalami pertengkaran hebat karena hal-hal sederhana. Salah satu pertengkaran terbesar mereka di awal pernikahan adalah soal cara berbelanja bulanan, di mana Rayi lebih suka berbelanja sedikit, tetapi Dila lebih suka belanja besar sekaligus.
Ujung dari setiap permasalahan dalam pernikahan mereka adalah kompromi dan bertemu di tengah. Rayi menambahkan bahwa kompromi juga berarti salah satu bisa saja mengalah untuk menghargai peran yang ada dalam keluarga.
"Ujung-ujungnya kita harus kompromi, jadi kita ketemu di tengah. Mungkin pada akhirnya yaudah gue juga harus membangun agak sedikit lebih mengalah dibanding diri lagi karena kan yaudah itu masuk ranahnya Dila itu, belanja-belanja," lanjut Rayi.
Dila juga menambahkan bahwa kompromi itu sebuah keharusan, “Tapi yang jelas, komprominya itu harus selalu menguntungkan. Jadi, justru maksudnya bukan ngalah, kompromi. Jadi maksudnya ketemu di tengah,” jelas Dila.
Tindakan Kecil yang Buat Langgeng
Rayi juga bercerita bahwa keluarganya seringkali melakukan hal yang cukup basic untuk menunjukkan rasa cinta dan sayang satu sama lain. Salah satu contohnya melalui love language-nya, physical touch.
“Jadi, physical touch tuh cukup tinggi lah di love language kita. Jadi, kadang itu suka gak ada momen apa-apa tiba-tiba kayak quick hug, gitu. 10 second hug, gitu,” ungkap Rayi.
Perbedaan pendapat yang sering terjadi di antara keduanya justru menjadi sumber percakapan yang tak ada habisnya. Mereka dikenal sebagai pasangan yang sama-sama berani beropini dan menyukai tantangan.
“Ketika dibilang (dirinya) sama Dila gak cocok, kita buktikan aja. Satu-satunya yang sama dari gue Dila adalah: ada challenge di depan mata, ada sebuah tantangan, malah kita merasakan, bisa membuktikan,” kata Rayi.
Pandangan Terhadap Pernikahan
Rayi memandang pernikahan sebagai sebuah tanggung jawab besar. Ia tidak menampik adanya ketakutan, namun menurutnya hal itu baik untuk membuat seseorang tidak menyepelekan pernikahan. Ia percaya jika menikahi orang yang tepat, pernikahan justru akan terasa indah. "Ya, gue sih sejauh ini alhamdulillah bisa bilang, membuktikan bahwa pernikahan itu justru enggak menakutkan, justru indah insya Allah," tuturnya.
Rayi juga beranggapan bahwa pernikahan itu pasti ada bosannya, “Ada naik turun-naik turunnya. It's a day to day battle. Setiap hari kita harus mengusahakan terus. Cinta kasih harus diusahakan terus, dibangun terus, dibaca terus.”
Dila juga memberikan opininya terhadap pernikahan, yang ia analogikan seperti jalan dua arah yang terus menerus dalam perbaikan, “Kalau pernikahan itu, pun ketika bosan, itu kan sebenarnya berkarena juga ya. Marriage is a two way street, constantly under construction. Jadi, maksudnya pun udah beres, tapi itu kayak musimnya semua digantikan, diaturin lagi, gimana-gimana lagi, gitu.”