Liputan6.com, Jakarta Robert Redford, salah satu nama besar dalam industri sinema Hollywood, kini telah berpulang. Ia meninggal dunia pada Selasa, (16/9/2025). Kabar duka ini juga telah dikonfirmasi juru bicara keluarga.
"Robert Redford meninggal pada 16 September 2025, di rumahnya di Sundance di Utah — tempat yang dicintainya, dikelilingi oleh orang-orang yang dicintainya," begitu pernyataan dari perwakilan sang aktor. Meski kini ia telah berpulang untuk selamanya, pencapaiannya selama enam dekade lebih berkarier di dunia hiburan akan terus dikenang sepanjang masa.
Dilansir dari People, sang ikon Hollywood lahir dengan nama Charles Robert Redford Jr. pada 18 Agustus 1936 di Santa Monica, California, AS. Robert Redford kemudian menempuh pendidikan di American Academy of Dramatic Arts, lalu memulai debut Broadway-nya dalam Tall Story pada 1959.
Setahun setelahnya, ia mulai berakting di layar kaca, dengan Tate, Route 66, Alfred Hitchcock Presents, The Twilight Zone, dan The Untouchables. Namanya meroket setelah tampil dalam Butch Cassidy and the Sundance Kid bersama mendiang Paul Newman.
Kabar duka datang secara mendadak dari aktor Korea Selatan, Park Min Jae. Diwartakan oleh media Korea Selatan Xsport News, Park Min Jae meninggal dunia karena mengalami cardiac arrest—atau henti jantung mendadak—di China pada 29 November lalu.
Kematian dan Usia
Tahun 1970-an, Robert Redford makin meroket sebagai idola wanita berkat wajah tampan dan bakat aktingnya. Ia membintangi sejumlah film romance sukses seperti Barefoot in the Park (1975), The Way We Were (1973), The Natural (1984), Out of Africa (1985), dan masih banyak lagi.
Namun tak selamanya parasnya memberikan keuntungan bagi Robert Redford. BBC mewartakan, bahwa ia ditolak untuk peran Benjamin Braddock dalam The Graduate karena sutradara Mike Nichols merasa ia terlalu tampan.
Meski begitu, Robert Redford membuktikan diri tak hanya jago berakting dalam genre romansa. Ia juga tampil dalam beragam genre seperti The Great Gatsby (1974), All the President's Men (1976), Indecent Proposal (1993), The Horse Whisperer (1998), dan All Is Lost (2013).
Nyebur Jadi Sutradara dan Mendirikan Sundance Institute
Tak hanya berakting, ia juga duduk di kursi sutradara. Sejumlah film yang ia garap antara lain Ordinary People (1980), A River Runs Through It (1992), Quiz Show, The Legend of Bagger Vance (2000), dan Lions for Lambs (2007).
Lewat Ordinary People, ia meraih Piala Oscar dalam kategori Penyutradaraan Terbaik. Lalu pada 2001 ia kembali membawa pulang piala Oscar, kali ini lewat Academy Honorary Award, sebagai penghargaan atas pencapaiannya selama berkarier. Piala lain yang ia raih antara lain BAFTA, Golden Globe Awards, Directors Guild of America Awards, hingga Film Critic Awards.
Kecintaannya pada dunia sinema bahkan membuatnya mendirikan Sundance Institute, lembaga nirlaba yang mendukung film dan teater independen. Kini, lembaga itu dikenal lewat event prestisius tahunan Festival Film Sundance.
Aktivis Lingkungan
Status sebagai aktor ternyata tak menutup mata Robert Redford terhadap isu lingkungan. Ia memiliki perhatian besar atas masalah ini, sejak awal karier. Pada 1975 ia tampil di acara 60 Minutes, untuk menyuarakan penolakan terhadap rencana pembangunan sebuah pembangkit listrik.
Pada 2015, Robert Redford juga ikut dalam jajaran seleb yang berkumpul di Paris, mendorong PBB soal isu pemanasan global. "Inilah saatnya, karena kita kehabisan waktu. Sudah bertahun-tahun berlalu, tetapi tidak ada waktu lagi," kata Robert Redford dalam kesempatan tersebut.
Diwartakan CNN, ia bahkan pindah ke Utah pada 1961 demi upaya melestarikan lanskap alam negara bagian tersebut. Kini, Utah pula yang menjadi tempatnya berpulang. Selamat jalan, Robert Redford...