
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan mengungkap awal kericuhan terjadi di pesta rakyat Wabup Garut yang digelar pada Jumat (18/7). Acara itu merupakan bagian dari perayaan pernikahan Wabup Garut Lutfianisa Putri Karlina dan Maula Akbar yang merupakan putra Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Hendra bilang kegiatan yang menelan tiga korban jiwa tersebut digelar oleh tuan rumah. Acaranya dikelola oleh event organizer (EO).
“Yang pasti ini merupakan pesta rakyat ya, yang diselenggarakan sohibul bait yang diberikan kewenangannya kepada EO. EO menyelenggarakan bekerja sama dengan pemerintah daerah sini, termasuk Satpol PP, Dishub, dan Kepolisian,” kata Hendra di Kabupaten Garut pada Sabtu (19/7).
Ia melanjutkan, kericuhan berawal saat penyelenggara menyediakan paket makanan gratis di sekitar area Pendopo Garut. Jumlah paket makanan yang disiapkan mencapai 5.000 porsi.
“Awalnya di area pendopo disiapkan paket makanan gratis. Jumlahnya, informasi awal yang kita dapatkan 5.000 pax,” jelasnya.
Menurut Hendra masyarakat yang mengetahui informasi tersebut kemudian datang dan mengantre di luar pintu-pintu gerbang pendopo. Penyelenggara kemudian membatasi jumlah warga yang masuk.
Namun, Hendra mengatakan jumlah yang masih tertahan di luar pintu begitu besar. Mereka dorong-dorongan agar bisa masuk.
“Masyarakat itu mengantre di luar, di pintu-pintu (gerbang menuju) pendopo. Kemudian pengaturan dari EO berawal dari jumlahnya dibatasi dulu, tapi antara masyarakat yang boleh masuk dengan yang berdatangan lebih banyak yang berdatangan dari luar mau masuk tadi itu,” katanya.

“Sehingga, ketika akses dibatasi seberapa, akhirnya dorongan dari luar sangat deras. Akhirnya dibuka tapi telanjur berdesak-desakan,” sambungnya.
Diketahui akibat kondisi desak-desakan tersebut setidaknya 30 orang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit karena pingsan. Dari 30 orang korban, tiga di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani, mengungkapkan bahwa sebagian besar korban terluka karena jatuh dan terhimpit. Kebanyakan dari mereka harus menjalani rontgen hingga USG.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui ada salah satu korban yang mengalami keretakan di bagian kakinya. “Usia korban dewasa, 50 tahun, dan untuk korban tersebut akan kami lakukan penanganan lebih lanjut,” ungkap Leli.
Kasus Ditangani Polda Jabar

Kasus ini kini ditangani Polda Jabar. Kombes Hendra bilang penyelidikan masih berlangsung.
“Kasus ini (masih) penyelidikan, berawal bagaimana kronologis awal akan kita tanyakan pada panitia yang menjadi penanggung jawab,” katanya.
Menurut Hendra kasus ini juga menjadi perhatian Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan.
“Kapolda menyampaikan tadi malam bahwa kasus ini akan diangkat ke Polda Jabar,” ungkapnya.