Moskow (ANTARA) - Majelis rendah parlemen Belanda memutuskan untuk mengakhiri masa reses musim panasnya dan mengadakan sidang darurat mengenai situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, lapor media.
Mayoritas anggota parlemen di DPR Belanda (Tweede Kamer) mendukung usulan Partai Sosialis (SP) untuk sidang darurat, demikian laporan penyiar NOS Belanda pada Selasa.
"Terkait situasi di darurat di Gaza, hal ini tidak bisa menunggu hingga masa reses selesai," sebut anggota parlemen dari SP, Sandra Dobbe, sebagaimana dikutip The Jerusalem Post pada Rabu.
Namun, parlemen masih belum menentukan tanggal sidang, yang diperkirakan akan diadakan minggu depan.
Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp mengatakan pada Selasa bahwa ia telah memanggil duta besar Israel dan mendesak otoritas Israel untuk mengubah arah dan mengakhiri situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Jalur Gaza.
Menurut Veldkamp, pemanggilan tersebut dilakukan juga karena mereka "berulang kali menghasut para pemukim untuk melakukan kekerasan terhadap warga Palestina, mengadvokasi perluasan permukiman ilegal, dan menyerukan pembersihan etnis di Jalur Gaza."
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar pada Selasa menyampaikan penyesalannya kepada Duta Besar Belanda untuk Israel Marriet Schuurman atas "permusuhan terbuka" yang ditunjukkan oleh negara Uni Eropa tersebut atas Gaza, dan memperingatkannya bahwa tindakan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.
Sebelumnya pada hari itu, pemerintah Israel telah melarang Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich memasuki negara Belanda.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Prancis akan jatuhkan 40 ton bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza
Baca juga: Palestina singgung aneksasi bertahap Israel terhadap Gaza
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.