TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengungkapkan kondisi terkini korban penyiksaan berinisial MK, 7 tahun, yang ditemukan dengan tubuh penuh luka pada Juni 2025. Arifah mengatakan MK masih dalam tahap pemulihan, baik itu fisik dan psikis.
Saat ditemukan pada 11 Juni 2025 lalu, tubuh MK masih dipenuhi luka, patah tulang, memar, luka bekas pisau hingga luka bekas bakar di wajah. MK ditemukan oleh Satpol PP setempat. Per hari ini, Kamis, 31 Juli 2025, kondisi MK masih belum membaik.
“Sempat membaik, tapi ternyata di saluran pernapasannya ada cairan, sehingga masuk ke ICU lagi,” kata Arifah saat ditemui usai acara Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Rencana Implementasi Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak untuk Penguatan Pelindungan Anak di Museum Penerangan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Kamis, 31 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MK diduga mengalami trauma berat. Sampai saat ini, Arifah mengatakan belum diketahui pasti siapa identitas asli dari anak tersebut. Belum diketahui juga siapa orang tua dan sanak keluarga dari MK. “Doakan saja mudah-mudahan segera membaik agar kita bisa mendapatkan informasi anak ini,” ujarnya.
Berdasarkan laporan terakhir, Arifah menyampaikan berat badan MK saat ini sudah berangsur naik. Sebab, sebelumnya, tubuh MK sangat kurus terlihat lemah. Saat ini, kata Arifah, ada keceriaan yang tampak dari wajah MK.
Walau awalnya sulit menggali informasi soal identitas MK, namun perlahan MK sudah mau bercerita sedikit demi sedikit. “Kita memancingnya dengan makanan kesukaannya. Doakan saja mudah-mudahan segera sehat,” kata dia.
Sebelumnya, pada Rabu, 11 Juni 2025, seorang anak ditemukan penuh luka oleh petugas Satpol PP yang sedang melakukan patroli di Pasar Kebayoran Lama. Anak tersebut diketahui berinisial MK dan berusia 7 tahun, ditemukan dengan tubuh penuh luka. Mulai dari patah tulang, memar-memar, luka bekas pisau, hingga bekas luka bakar pada wajahnya. Selain itu, korban penyiksaan itu juga dalam kondisi dehidrasi.
"Pagi tadi kami Satpol PP menemukan seorang anak di sekitar area PD Pasar Kebayoran Lama dengan kondisi memprihatinkan," kata Kepala Satpol PP Kebayoran Lama, Dian Citra, Rabu, 11 Juni 2025.
Korban kala itu ditemukan seorang diri di pasar. Dia mengaku telah disiksa oleh orang tuanya. "Posisi di atas kardus dan sedang tertidur di lorong pasar," ujar Citra.
Kemudian Satpol PP membawa bocah tersebut ke Puskesmas Cipulir II sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Kebayoran Lama. Setelah itu Satpol PP langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait kasus tersebut.
Dikutip dari Antara, Senin, 16 Juni 2025, Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak serta Perdagangan Orang (PPA-PPO) Bareskrim Polri masih terus menyelidiki kasus ini.
Petugas Satpol PP Kebayoran Lama, Eko, mengatakan ditemukan sejumlah luka di tubuh MK. Mulai dari lebab di bagian mata hingga luka bekas senjata tajam sekitar 5-6 centimeter.
Kepada petugas Satpol PP, kata Eko, MK bercerita jika ayahnya kejam dan kerap menyiksanya. "Dia dibakar di sawah, diobati tapi disiksa lagi," katanya.
Satpam Pasar Kebayoran Lama, Budiono, menduga MK dibuang oleh ayahnya. Hal ini dikarenakan MK ditinggalkan begitu saja dengan dalih menumpang tidur. "Dikira di sini numpang tidur. Tapi, sampai sekarang tak ada, berarti buang anak, taruh anak saja," katanya.
Budiono mengaku melihat seorang pria mendatangi pasar pada Rabu dini hari sekitar pukul 2.00 WIB. Ciri-cirinya badan berpostur tinggi, memakai kemeja putih dan bermasker. Pria tersebut menaruh anaknya di lantai beralaskan kardus. Kemudian, sang anak baru ditemukan orang sekitar pada Rabu pagi pukul 05.00 WIB.
Eko mengatakan, MK mengaku dikasih makan sesendok nasi setiap hari oleh ayahnya. Selain itu MK juga mengatakan ibunya telah wafat dan selama ini hidup bersama ayahnya. Namun ayahnya tidak memberikan perhatian yang baik kepada MK.
"Kemarin belum lama dia dikasih makan, tapi nasinya sudah bau. Bapaknya marah, kakinya dibacok. Setiap hari dia cuma dikasih makan sesendok nasi," katanya.