TEMPO.CO, Jakarta -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan penghargaan kepada Kepala Kepolisian Daerah Banten (Kapolda Banten) Inspektur Jenderal Suyudi Ario Seto. Penghargaan tersebut atas inisiatifnya menggagas program Polisi Peduli Pengangguran (Poliran) yang dinilai inovatif karena menyasar pengangguran masyarakat desa melalui pendekatan kepolisian.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yandri Susanto menilai Kapolda Banten layak diapresiasi karena menjadi satu-satunya kepala kepolisian daerah yang menggagas program Poliran. "Banyak Kapolda, tetapi cuma Kapolda Banten yang melakukan Poliran? Itulah yang kami nilai pertama," ujar Yandri dalam acara pemberian penghargaan di Operational Room Kemendes PDTT pada Rabu, 30 Juli 2025,
Poliran merupakan program yang menyasar pengangguran di desa melalui pelatihan, pemberdayaan, dan penempatan kerja. Program ini diinisiasi jajaran Kepolisian Daerah Banten dan telah dilaksanakan di sejumlah desa di provinsi tersebut. Menurut Yandri, program Poliran mampu menjawab persoalan ekonomi dan ketimpangan kesejahteraan di pedesaan. "Kalau kami lihat Poliran tadi luar biasa, ada pelatihan, kemudian penambahan pemberdayaan, dan yang paling penting tadi penempatan," ujar Menteri dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Menteri Yandri menilai inovasi dari Polda Banten harus direplikasi ke daerah lain."Kami meyakini program Poliran ini tepat, terukur, dan bisa dilakukan sebenarnya di semua desa," kata Yandri di depan audiens yang terdiri dari jajaran kepolisian dan pejabat tinggi kementerian.
Kementerian Desa menilai pendekatan Polda Banten sejalan dengan arah pembangunan desa yang menekankan kemandirian ekonomi, pengurangan angka pengangguran, dan ketahanan pangan. Untuk ketahanan pangan, Yandri menyatakan model Poliran ini cocok. "Apalagi ini menjawab kebutuhan makan siang bergizi. Kami perlu tomat, cabai, sawi, kangkung, ayam, dan telur yang banyak," ucap Yandri.
Penghargaan juga diberikan kepada jajaran Kepolisian Resor Kota Sidoarjo yang berhasil mengungkap kasus dugaan korupsi proses rekrutmen perangkat desa. Kepal Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Polisi Christian Tobing menerima penghargaan tersebut. "Bayangkan kalau dalam rekrutmen atau dari sisi seleksi ada kong-kalingkong, ada hal yang tidak benar, bagaimana wajah desa itu," ujar Yandri.
Yandri mengatakan kasus di Sidoarjo menjadi efek kejut bagi seluruh kepala desa. Ia menyebut aksi tegas kepolisian merupakan pemicu agar para kepala desa tidak bermain-main dalam perekrutan perangkat pemerintahan desa.
Pilihan Editor:
Jokowi, PSI, dan Kendaraan Politik 2029
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini