Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia menargetkan negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS) rampung sebelum 1 September 2025, khususnya untuk mendorong tarif ekspor nol persen terhadap sejumlah komoditas unggulan seperti crude palm oil (CPO), kakao, dan kopi.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan, Indonesia tengah berupaya keras agar produk-produk yang tidak diproduksi oleh Amerika bisa mendapatkan perlakuan khusus berupa tarif masuk 0%.
"Jadi kita kan kena 19%. Tapi kita mengupayakan komoditas yang tidak diproduksi oleh Amerika itu kita dapat 0%. Seperti kakao, kemudian sawit, dan beberapa lah, kopi juga ada," kata Budi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Negosiasi ini merupakan bagian dari pembahasan Agreement on Reciprocal Trade antara Indonesia dan AS. Pemerintah Indonesia pun berharap hasil finalnya dapat disepakati dalam waktu dekat.
"Nah itu yang belum selesai," ucap dia.
Saat ditanya apakah negosiasi lanjutan untuk komoditas unggulan tersebut masih berjalan, Budi membenarkan hal itu. Ia menyatakan prosesnya masih berlangsung, dengan harapan hasilnya bisa menguntungkan Indonesia.
"Iya masih dibahas, ya mudah-mudahan bisa 0%. Jadi tidak mesti semua 19% kan kalau itu bisa 0%," ujarnya.
Budi menuturkan, target pemerintah adalah menyelesaikan kesepakatan dagang itu sebelum awal September. "Kan kalau nggak salah, kemarin paling lambat sebelum 1 September harus selesai kan Agreement on Reciprocal Trade," jelasnya.
Dengan AS yang tidak memproduksi beberapa komoditas utama Indonesia seperti sawit dan kakao, katanya, pemerintah melihat celah untuk menegosiasikan tarif bea masuk 0%.
"Iya iya, produk-produk yang tidak diproduksi Amerika itu kita upayakan bisa 0%," tegas Budi.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emas & Batu Bara Bakal Kena Bea Keluar, Ini Penjelasan Dirjen BC