
Makam Marsinah adalah situs bersejarah yang sering dikunjungi pejuang buruh di Indonesia. Tempat peristirahatan terakhir pahlawan buruh ini bukan sekadar batu nisan, melainkan simbol perjuangan hak pekerja yang masih relevan hingga kini. Setiap Hari Buruh pada 1 Mei, ribuan orang datang untuk berziarah dan mendoakan Marsinah. Mari kita jelajahi kisah inspiratif di balik makam Marsinah.
Siapa Marsinah? Pahlawan Buruh yang Berani
Marsinah lahir pada 1967 di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Ia bekerja di PT Catur Putra Surya, sebuah pabrik boneka di Kenjeran, Surabaya. Pada 1992, Marsinah memimpin aksi mogok kerja untuk menuntut kenaikan gaji dan perbaikan kondisi kerja. Aksinya berhasil memaksa Gubernur Jawa Timur mengeluarkan instruksi kenaikan gaji buruh sebesar 20 persen.
Namun, setelah aksi tersebut, Marsinah menghilang dan ditemukan tewas dengan luka-luka di tubuhnya. Kematiannya yang tragis menjadi simbol ketidakadilan terhadap buruh pada era Orde Baru. Hingga kini, kasusnya masih menyisakan misteri. Marsinah dihormati sebagai pahlawan buruh yang rela berkorban demi hak rekan-rekannya.
Lokasi Makam Marsinah: Ketenangan di Tengah Sawah
Makam Marsinah berada di Pemakaman Umum Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Lokasinya hanya 650 meter dari Jalan Raya Jombang-Nganjuk, di sebelah utara jalan. Makam ini terletak di tengah sawah yang hijau, dikelilingi pohon rindang, dan berdekatan dengan Tol Trans Jawa.
Makam Marsinah mudah dikenali karena memiliki pagar besi dan atap pelindung, berbeda dari makam lain di sekitarnya. Batu nisannya berwarna merah putih, melambangkan semangat patriotik. Dari arah Madiun-Surabaya, cukup ikuti petunjuk ke simpang tiga Desa Nglundo untuk sampai ke lokasi.
Cara Menuju Makam Marsinah dari Surabaya
- Gunakan Tol Trans Jawa menuju Nganjuk.
- Keluar di pintu tol Sukomoro.
- Ikuti Jalan Raya Madiun-Surabaya hingga Desa Nglundo.
- Belok kiri di simpang tiga, lalu lanjutkan 500 meter ke makam di sebelah kiri.
Jarak dari Surabaya sekitar 100 km, atau 2 jam perjalanan. Kunjungi pagi hari untuk suasana yang nyaman.
Ziarah ke Makam Marsinah: Tradisi Hari Buruh
Pada 1 Mei setiap tahun, makam Marsinah ramai dikunjungi buruh, aktivis, dan masyarakat umum. Mereka datang untuk tabur bunga, doa bersama, dan orasi tentang hak buruh. Pada Hari Buruh 2024, Pj Bupati Nganjuk turut berziarah untuk menghormati Marsinah. Pada 2025, ratusan polisi dan TNI memastikan keamanan acara ziarah agar berlangsung khidmat.
Pengunjung dari Kediri, Surabaya, atau daerah lain menjadikan ziarah ini momen refleksi. Banyak yang berharap Marsinah mendapat gelar Pahlawan Nasional. Monumen Pahlawan Buruh Marsinah di dekat makam juga menjadi tempat favorit untuk mengenang perjuangannya.
Mengapa Berziarah ke Makam Marsinah?
Ziarah ke makam Marsinah bukan hanya tradisi, tetapi juga cara belajar dari sejarah. Di sini, Anda bisa merasakan semangat perjuangan buruh yang masih relevan. Suasana makam yang tenang membantu pengunjung merenungkan pentingnya keadilan bagi pekerja.
Monumen Marsinah: Penghormatan Abadi
Di Jalan Raya Baron, Desa Nglundo, berdiri Monumen Pahlawan Buruh Marsinah. Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan Marsinah. Para buruh sering mengadakan doa bersama dan seminar di sini. Kunjungi monumen ini bersama makam untuk pengalaman ziarah yang lengkap.
Kesimpulan: Makam Marsinah, Warisan Perjuangan
Makam Marsinah bukan sekadar tempat pemakaman, melainkan simbol perjuangan buruh yang abadi. Kisah Marsinah mengajarkan pentingnya keberanian demi keadilan.