Liputan6.com, Jakarta Selain fisik, menjaga kesehatan mental adalah salah satu kebiasaan positif yang perlu diterapkan agar kehidupan kuliah berjalan lancar seperti disampaikan konselor IPB University, Dr Melly Latifah.
Cara menjaga kesehatan mental misalnya dengan mengelola stres, menyeimbangkan kehidupan akademik dan sosial, hingga berani meminta bantuan ketika merasa tertekan.
“Jangan memaksakan diri untuk selalu sempurna. Terima diri apa adanya, itu penting untuk menjaga kesehatan mental,” kata Dr Melly mengutip laman resmi IPB University Sabtu (6/9/2025).
Bagi seoran mahasiswa, memasuki dunia perkuliahan bukan hanya soal belajar di kelas, tetapi juga membangun kebiasaan positif untuk mendukung kesuksesan akademik dan pengembangan diri.
Melly menekankan bahwa mahasiswa perlu menanamkan pola hidup teratur sejak awal agar siap menghadapi tantangan perkuliahan maupun dunia kerja.
“Memiliki kebiasaan positif sejak awal kuliah sangat penting untuk mendukung kesuksesan akademik dan pengembangan diri,” ujar dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen itu.
Selain menjaga kesehatan fisik dan mental, kebiasaan positif lain yang perlu diterapkan para mahasiswa adalah:
Manajemen Waktu yang Efektif
Mahasiswa perlu membuat jadwal harian atau mingguan, menyusun daftar prioritas, serta menghindari kebiasaan menunda pekerjaan.
“Manajemen waktu adalah kunci produktivitas, keseimbangan hidup, dan kesuksesan akademik,” kata Melly.
Ia menyarankan penggunaan metode prioritas, aplikasi kalender hingga evaluasi mingguan agar mahasiswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu tanpa stres berlebihan.
Kesehatan mental ibu sangat penting karena dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Beberapa gejala yang dapat menunjukkan masalah kesehatan mental pada ibu meliputi perubahan suasana hati, perubahan tidur atau pola makan, kekha...
Terapkan Strategi Belajar Aktif
Kebiasan positif berikutnya adalah menerapkan strategi belajar aktif. Misalnya dengan mencatat, merangkum, bertanya ketika tidak paham, dan mengulang materi secara rutin.
“Belajar itu bukan hanya menjelang ujian, tapi harus dilakukan konsisten,” jelasnya.
Mahasiswa juga dianjurkan memanfaatkan berbagai sumber belajar tambahan, mulai dari buku, jurnal, hingga media digital.
Membangun Jaringan dan Kolaborasi
Berjejaring atau networking menjadi faktor penting dalam menunjang pengembangan diri. Hubungan baik dengan teman, dosen, maupun alumni dapat membuka peluang beasiswa, magang, hingga penelitian bersama.
“Jejaring di kampus bisa memberi dukungan akademik, peluang kolaborasi, akses informasi, hingga persiapan karier,” ungkapnya.
Selain itu, interaksi dengan berbagai pihak juga melatih kemampuan komunikasi, negosiasi, dan kerja tim.
Proaktif Mencari Ilmu dan Pengalaman
Belajar tidak hanya dari kelas. Melly menyarankan mahasiswa untuk aktif mengikuti seminar, organisasi, kompetisi, hingga magang.
“Orang proaktif tidak menunggu kesempatan, mereka menciptakannya,” ujar Dr Melly.
Hal itu bisa dimulai dari langkah kecil, seperti mengikuti satu webinar atau membaca artikel ilmiah setiap minggu. Dengan begitu, mahasiswa bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan lebih siap menghadapi dunia profesional.
Melly menambahkan, semua kebiasaan ini tidak hanya membantu mahasiswa meraih kesuksesan akademik, tetapi juga membentuk kemandirian serta kesiapan menghadapi dunia kerja.
“Kuncinya adalah konsisten dan mau melakukan evaluasi diri secara berkala,” pungkasnya.