Mahasiswa di Surabaya Pakai Wayang Kartun untuk Redam Perilaku Agresif Anak

1 week ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Masruroh/BasraSeorang anak sedang bermain wayang kartun buatannya. Foto: Masruroh/Basra

Perilaku agresif pada anak-anak kerap kali dianggap wajar dalam fase pertumbuhan. Namun, bagi sekelompok mahasiswa asal Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (Unair), agresi pada anak bukanlah hal yang bisa disepelekan.

Melalui program bertajuk Roleplay Wayang Kartun Berbasis Nilai Ajaran Tri Ajining sebagai Upaya Mengatasi Agresi Anak di Rumah Belajar Surga Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, mereka berhasil meraih pendanaan dari Kemdiktisaintek dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa skema Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM).

Program itu digagas oleh Famella Predina Nugrahanty bersama rekan satu timnya. Yaitu, Tiara Ramadhani Faadihillah, Faradina Rizkia Ramadhani, dan Tanaya Sufi Ahnaf, dengan bimbingan Bani Bacan Hacantya Yudanagara SPsi MSi.

Gagasan tersebut muncul setelah tim melakukan observasi langsung di Rumah Belajar Surga, sebuah tempat belajar yang berada di kawasan rel kereta api Sukomanunggal, Surabaya.

Famella, ketua tim menjelaskan bahwa anak-anak di sana tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung proses belajar. Banyak di antara mereka kerap meniru pola interaksi yang keras dari orang-orang di sekitarnya.

“Kami menemukan bahwa banyak anak menunjukkan perilaku agresif seperti memukul, berteriak, atau berkata kasar, bahkan saat proses belajar berlangsung. Mereka terbiasa meniru lingkungan sekitar dan kurang memiliki kemampuan regulasi emosi. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi menjadi bibit perilaku kekerasan di masa depan,” ucapnya, Senin (21/7).

Melalui serangkaian kunjungan dan wawancara dengan para pengajar, tim menyimpulkan bahwa perlu adanya intervensi karakter sejak dini, di samping proses belajar akademik.

Tak berhenti sampai di situ, Famella dan rekannya kemudian menyusun yang menyentuh ranah emosi, budaya, dan pembelajaran karakter melalui media wayang kartun.

Ada pun inisiasi program dirancang dalam tiga tahap pembelajaran berdasar pada nilai-nilai lokal Jawa yang disebut Tri Ajining, mencakup Ajining Diri Ana ing Lathi (harga diri ada pada ucapan), Ajining Raga Saka Busana (harga raga pada cara berpakaian), dan Ajining Awak Ana ing Tumindhak (harga tubuh pada perilaku). Ketiga nilai itu dikemas dalam bentuk kegiatan storytelling, mewarnai karakter wayang, dan bermain peran melalui pentas seni.

Pendekatan tim Famella tak sekadar unik, namun juga berlandaskan ilmiah. Hal ini lantaran programnya mengacu pada teori agresi milik Buss dan Perry (1992) dengan strategi student-centered learning menggunakan metode roleplay. Fokusnya, ada pada keterampilan menghadapi situasi nyata dengan membangun stimulus serta solusi kreatif untuk mengatasi perilaku agresi. Salah satu cara efektif adalah berlatih memahami perasaan orang lain melalui kegiatan bermain peran.

“Kami ingin anak-anak belajar cara meregulasi emosi dan memahami perasaan orang lain melalui kegiatan yang menyenangkan dan sesuai dengan usia mereka,” ungkap Famella.

Untuk mengukur keberhasilan program, timnya menerapkan pre-test dan post-test yang dirancang khusus untuk menguji pemahaman anak terhadap emosi. Selain itu, tim juga melakukan observasi langsung selama pelaksanaan program. Keberhasilan dinilai dari peningkatan hasil post-test serta perubahan perilaku selama proses belajar.

Tak hanya menyasar anak-anak, tim Famela juga memberikan pelatihan kepada pengajar Rumah Belajar Surga serta melibatkan orang tua agar program dapat terus berjalan. Ke depan, pendekatan oleh tim kian diterapkan pula sebagai selingan pembelajaran untuk angkatan-angkatan selanjutnya.

“Kami berharap bahwa dengan adanya intervensi ini, agresi pada anak tidak dianggap sepele. Diperlukan kesadaran bagi orang tua serta lingkungan sekitar untuk saling menjaga satu sama lain dengan mengatasi perilaku yang tidak diinginkan lewat cara-cara yang baik,” pungkas Famella.

Read Entire Article