Lestari Moerdijat: Krisis Iklim Butuh Konsistensi Kebijakan dan Aksi Kolektif

1 day ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Krisis Iklim Butuh Konsistensi Kebijakan dan Aksi Kolektif diskusi daring bertema Menakar Kesiapan NDC Indonesia Menuju Conference of the Parties (COP) 30 di Brasil(Dok. MI)

KOMITMEN terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.

Krisis iklim adalah persoalan global yang tak bisa diabaikan. Indonesia harus menyikapinya secara serius,” tegas Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Menakar Kesiapan NDC (Nationally Determined Contribution) Indonesia Menuju Conference of the Parties (COP) 30 di Brasil yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (30/7).

Menurut Lestari, tantangan besar saat ini adalah bagaimana Indonesia memenuhi target pelestarian lingkungan yang disepakati secara global.

“Sementara di dalam negeri, kerusakan lingkungan terus terjadi,” ujar Rerie, sapaan akrab Lestari.

Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, mengingatkan bahwa UUD 1945 telah memberikan pijakan kuat tentang pelestarian lingkungan.

Pasal 28H ayat 1 dan Pasal 33 ayat 4, jelasnya, menegaskan perlindungan lingkungan dan hak rakyat atas lingkungan hidup yang sehat.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menyerukan keterlibatan aktif semua pihak agar target kontribusi iklim nasional dapat tercapai secara nyata.

Anggota Komisi XII DPR RI, Syarif Fasha, menyoroti banyaknya hambatan teknis dalam upaya menekan dampak krisis iklim.

“Jambi punya tiga hutan lindung dan satu hutan konservasi, tapi pemerintah daerah tidak mendapat manfaat apapun. Padahal Jambi adalah paru-paru dunia,” ujarnya.

Syarif menegaskan, sektor energi adalah penyumbang emisi terbesar. Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), katanya, harus segera dioptimalkan dan tidak bergantung pada pergantian kepemimpinan.

“Kebijakan lingkungan harus konsisten, tidak berubah-ubah tiap ganti pimpinan,” tegasnya.

Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, KLHK, Ary Sudijanto, menjelaskan, Indonesia sudah meratifikasi Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris. Namun, jika Protokol Kyoto hanya mengikat sebagian negara, Perjanjian Paris mewajibkan seluruh anggota, termasuk Indonesia, untuk menurunkan emisi.

Ary merinci, pengurangan emisi harus mencakup lima sektor: energi, limbah, IPPU, pertanian, dan kehutanan. Ia mengklaim submission NDC Indonesia lebih rinci dan progresif dibanding negara lain, dan berharap masukan konkret untuk dibawa ke COP 30 Brasil, November nanti.

Wakil Ketua Bidang Angkutan Umum, Organda, Andrew Arristianto, menyebutkan transportasi memiliki andil besar terhadap emisi, namun juga menyimpan solusi.

“Penggunaan angkutan umum harus diperluas. Sayangnya, masih banyak daerah minim akses,” katanya.

Ia mendorong pembukaan rute baru, peningkatan armada, SOP yang jelas, dan kualitas transportasi publik agar pengurangan emisi bersifat jangka panjang.

Kepala Divisi Manajer Pelibatan Publik WALHI, Adam Kurniawan, mengingatkan bahwa kebijakan iklim harus adil bagi masyarakat.

“Jangan sampai kebijakan menekan emisi malah mengorbankan akses hidup warga,” ujarnya.

Ia menyebut kebijakan biofuel dan perluasan sawit sebagai solusi palsu yang merusak hutan. NDC, tegas Adam, bukan sekadar angka, tapi soal keadilan lingkungan.

Wartawan Media Indonesia Bidang Lingkungan Hidup yang turut hadir sebagai penanggap, Indrastuti menilai pelibatan pemerintah daerah sangat penting dalam penurunan emisi. Namun, insentif bagi daerah juga diperlukan.

Ia mencatat adanya pemda yang berhasil kelola sampah berkelanjutan, namun tak sedikit pula yang masih abai.

“Interkoneksi transportasi Jakarta dan daerah sekitar harus dibangun. Kendaraan listrik masih minim di luar kota besar karena infrastruktur dan pola pikir,” katanya.

Ia menegaskan, perubahan iklim bukan hanya tanggung jawab KLHK, tapi seluruh masyarakat.

Wartawan senior, Saur Hutabarat, menilai kesadaran publik soal krisis iklim masih rendah.

“Banyak yang menganggap kenaikan suhu 1°C itu biasa. Padahal menurut para ahli, itu sudah mengkhawatirkan,” katanya.

Saur menekankan pentingnya konsistensi kebijakan energi terbarukan. “EBT bukan pilihan lagi, tapi keharusan,” tegasnya.

Ia menyoroti contoh kebijakan bahan bakar gas untuk taksi yang menghilang begitu saja, sebagai cerminan inkonsistensi yang harus dihentikan.

Read Entire Article