Jakarta (ANTARA) - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (kode saham: BNII) membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) sebesar Rp576 miliar pada semester I 2025, meningkat 348,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Kamis, mengatakan bahwa Maybank Indonesia pada semester pertama 2025 mencatat peningkatan pada pendapatan top line.
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang berkelanjutan pada segmen-segmen utama, sehingga turut mendorong pendapatan bunga yang lebih tinggi dan imbal hasil terhadap saldo kredit.
Demikian juga, dengan pengelolaan biaya provisi secara pre-emptive tahun sebelumnya, telah memampukan Maybank Indonesia menyesuaikan level pencadangan dalam rentang risk tolerance yang ditetapkan.
Maybank Indonesia mencatat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) meningkat 1,7 persen yoy menjadi Rp3,57 triliun.
Sedangkan pendapatan non-bunga (non-interest income/NOII) meningkat 19,0 persen yoy menjadi Rp975 miliar. Adapun gross operating income naik 5,0 persen menjadi Rp4,55 triliun.
Dari sisi intermediasi, total kredit turun tipis sebesar 1,1 persen yoy menjadi Rp121,69 triliun. Di tengah berbagai tantangan, Maybank Indonesia tetap fokus dalam memperkuat portofolio kredit pada segmen-segmen utama yakni, segmen UKM, korporasi lokal skala besar dan ritel.
Kredit segmen ritel dan non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 9,2 persen yoy menjadi Rp84,51 triliun. Sementara kredit segmen Large Local Corporates yang merupakan bagian dari Global Banking (GB) tetap melanjutkan pertumbuhannya sebesar 31,5 persen yoy menjadi Rp13,85 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana, simpanan nasabah tetap stabil sebesar Rp114,70 triliun. Namun demikian, giro meningkat 14,2 persen yoy menjadi Rp41,70 triliun didukung utamanya oleh simpanan segmen non-ritel.
Tabungan stabil sebesar Rp22,80 triliun, sedangkan deposito berjangka turun 10,8 persen yoy sejalan dengan strategi Maybank Indonesia untuk meningkatkan rasio CASA yang menjadi 56,2 persen pada Juni 2025 dari 51,3 persen pada Juni 2024.
Kualitas aset menguat, dengan rasio non-performing loan (NPL) membaik menjadi 2,4 persen (gross) dan 1,5 persen (net) pada Juni 2025.
Rasio loan to deposit (LDR) tercatat sebesar 89,1 persen dan rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) tetap pada tingkat yang sehat sebesar 152,2 persen.
Adapun rasio kecukupan modal (CAR) tetap kuat pada level 26,6 persen dan CET1 pada level 25,4 persen.
Dari sisi perbankan syariah, laba sebelum pajak (PBT) Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank Indonesia tercatat sebesar Rp315 miliar pada semester I 2025, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp6 miliar.
Pembiayaan CFS tumbuh 14,5 peren yoy menjadi Rp21,44 triliun, didukung oleh non-ritel yang naik 18,8 persen yoy di semua segmen serta ritel meningkat 9,9 persen yoy.
Sementara itu, simpanan nasabah tetap stabil sebesar Rp34,50 triliun, dan rasio CASA meningkat menjadi 60,0 persen pada Juni 2025 dari 51,5 persen pada Juni 2024.
Kualitas aset Maybank Syariah tetap terjaga, dengan rasio non-performing financing atau NPF (gross) tetap stabil sebesar 2,4 persen pada Juni 2025 dan 2024, sementara rasio NPF (net) membaik menjadi 1,6 persen pada Juni 2025 dari 1,8 persen pada Juni 2024.
Baca juga: LPEI jalin kerja sama fasilitas kredit dorong eskpor nasional
Baca juga: Maybank memfasilitasi forum pendalaman pasar uang dan valas syariah
Baca juga: Maybank Indonesia catat aset perbankan syariah capai Rp41,52 triliun
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.