
Korban jiwa terus berjatuhan imbas konflik bersenjata antara Kamboja dan Thailand. Pada hari kedua konflik, yakni Jumat (25/7), korban tewas dilaporkan menyentuh angka 16 orang.
Berikut kabar terbaru soal konflik itu:
Hari Pertama
Pada saat konflik bersenjata pertama kali pecah di perbatasan pada Kamis (24/7), baku tembak Kamboja dan Thailand berlangsung di enam lokasi.
Tentara Kawasan Kedua Thailand melaporkan, pertempuran tepatnya pecah di Provinsi Ubon Ratchathani and Surin.
Menurut militer Thailand, pertempuran pada Kamis terjadi di enam lokasi. Pasukan darat Thailand yang didukung oleh tank-tank bertempur untuk menguasai wilayah.
Sementara Kamboja menembakkan roket ke Thailand--ada yang mendarat ke rumah sakit dan minimarket.
Negeri Gajah Putih itu pun membalas dengan mengerahkan 6 jet tempur F-16 untuk menyerang sasaran-sasaran militer di seberang perbatasan.
Hari Kedua
Pada konflik hari kedua, dilaporkan wilayah yang terlibat meluas.
“Bentrokan antara Thailand dan Kamboja telah terjadi di 12 lokasi di sepanjang perbatasan yang disengketakan,” kata jubir militer Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, seperti dikutip dari Reuters.
“Kamboja terus menggunakan senjata berat,” sambung dia.
Laporan otoritas Thailand per Jumat ini jumlah korban jiwa dari negaranya menyentuh 15 orang. Estimasi ini naik dari sehari sebelumnya, yaitu 14 jiwa.
Dari pihak Kamboja, otoritas setempat menyebut seorang warganya tewas imbas konflik melawan Thailand.
100 Ribu Orang Mengungsi

Lebih dari 100.672 orang mengungsi akibat konflik di perbatasan Kamboja-Thailand.
Kementerian Dalam Negeri Thailand mengatakan mereka yang mengungsi berasal dari empat provinsi yang berbatasan langsung dengan Kamboja. Kini mereka telah dipindahkan ke hampir 300 tempat penampungan sementara.
Respons Dunia Internasional
Singapura Minta Tahan Diri
Singapura menyatakan keprihatinannya atas eskalasi konflik perbatasan di Thailand dan Kamboja. Singapura pun meminta kedua negara untuk menahan diri dan menghentikan permusuhan.
"Singapura sangat prihatin dengan bentrokan, dan meminta kedua negara untuk menahan diri dan menghentikan permusuhan. Kami mendesak mereka untuk meredakan ketegangan melalui jalur diplomatik dan memastikan keselamatan seluruh warga sipil," kata Kementerian Luar Negeri Singapura dalam pernyataannya, Jumat (25/7).
Kemlu Singapura mengatakan hingga ini tidak ada laporan warganya yang terluka akibat bentrokan di perbatasan. Sehingga, warga Singapura diimbau untuk menunda perjalanan ke wilayah perbatasan.
"Warga Singapura di Kamboja dan Thailand diimbau untuk memantau pemberitaan dengan saksama, mematuhi imbauan pemerintah setempat, dan tetap waspada demi keselamatan pribadi," lanjutnya.
Malaysia Desak Gencatan Senjata

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan telah menghubungi Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Plt Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai untuk menyampaikan kekhawatiran mendalam Malaysia atas eskalasi konflik di perbatasan.
"Dalam percakapan kami, dalam kapasitas Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025, saya membujuk kedua pemimpin untuk gencatan senjata segera demi mencegah konflik yang lebih parah dan membuka ruang untuk dialog damai dan resolusi diplomatik," kata Anwar Ibrahim dalam keterangannya yang diunggah di Instagram, Jumat (25/7).
Selain itu, Anwar Ibrahim menyambut sinyal positif dan keinginan untuk mempertimbangkan dialog dalam penyelesaian konflik perbatasan.
"Malaysia siap membantu dan memfasilitasi proses ini dalam semangat persatuan ASEAN dan tanggung jawab bersama," ujarnya.
"Saya sangat yakin bahwa kekuatan ASEAN terletak pada solidaritasnya dan bahwa perdamaian harus menjadi pilihan bersama dan teguh kita," pungkasnya.
Indonesia Optimis Selesai dengan Cara Damai
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia mengatakan memantau terus perkembangan dari ketegangan yang terjadi di perbatasan Kamboja-Thailand.
Melalui akun resmi X Kemlu @Kemlu_RI, mengatakan Pemerintah Indonesia yakin kedua negara akan kembali pada cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
"Kami yakin bahwa kedua negara tetangga akan segera kembali ke cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama," ujar isi unggahan itu.
Di saat yang sama, pemerintah juga memantau warga negara Indonesia yang ada di kedua negara. Terutama terkait keamanan mereka.
"Pemerintah Republik Indonesia juga memantau keselamatan dan kesejahteraan warganya yang tinggal di daerah terdampak," sambungnya.
Tolak AS & China, Thailand Minta Malaysia Jadi Mediator

Thailand menyatakan keterbukaannya jika Malaysia ingin memediasi penyelesaian konflik perbatasan dengan Kamboja. Hal ini disampaikan juru bicara Kemlu Thailand, Nikorndej Balankura.
"Kami siap jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini lewat jalur diplomatik, bilateral atau melalui [mediasi] Malaysia, kami siap melakukannya. Tapi sejauh ini kami belum memiliki respons apa pun," kata Balankura dalam pernyataannya, dikutip dari AFP, Jumat (25/7).
Selain Malaysia, Amerika Serikat dan China juga menawarkan diri untuk memfasilitasi dialog antara Thailand dan Kamboja. Namun, Nikorndej sebelumnya menolak mediasi yang ditawarkan negara-negara tersebut karena bersikeras ingin menyelesaikan konflik lewat solusi bilateral.
"Saya rasa kami belum memerlukan mediasi dari negara ketiga," kata Nikorndej saat berbicara dengan Reuters.
Bagaimana Ekskalasi Meningkat?

Mengutip CNN pada Jumat (25/7), menurut pihak Kamboja, konflik bersenjata berawal dari pasukan Thailand yang naik ke Kuil Ta Muan Thom--masuk wilayah Kamboja--dan memasang kawat berduri di dasar kuil.
Lebih lanjut, pada pukul 7.04 waktu setempat, pihak Kamboja mengatakan tentara Thailand menerbangkan sebuah drone selama 2 menit di sana. Sementara pada 7.35 waktu setempat, pihak Thailand mengatakan mereka mendapati drone milik tentara Kamboja di Kuil Ta Muen Thom.
Menurut pihak Thailand, tentara Kamboja melepaskan tembakan pertama pada 8.20 waktu setempat. Sementara menurut pihak Kamboja, tentara Thailand yang menembak pertama kalinya, itu terjadi pada pukul 8.30 waktu setempat.
Setelah itu, pihak Kamboja mengatakan tentara Thailand melancarkan serangan kepada pasukan mereka yang ada di berbagai titik perbatasan pada pukul 8.46 waktu setempat. Itu terjadi di Kuil Ta Krabey, Phnom Khmao (Gunung Hitam), dan kemudian ke daerah Moum Bei.
Namun, dari kesaksian pihak Thailand, pada pukul 8.50 waktu setempat, Kamboja menembakkan tembakan dukungan ke area Kuil Ta Muen Thom.
Baru 5 menit kemudian bentrokan keduanya disebut meletus di sepanjang perbatasan dengan senjata ringan dan senjata berat yang digunakan, termasuk di dekat Kuil Ta Muen Thom.
Pada pukul 09.00 waktu setempat Thailand umumkan 1 prajuritnya mengalami luka-luka. Selang beberapa menit, Thailand mengatakan Kamboja meningkatkan serangan di sisi barat kelompok Kuil Ta Muen. Dua tentara Thailand lainnya mengalami luka-luka.
Thailand lanjut mengatakan pada pukul 9.30 dan 9.42 waktu setempat, pihak Kamboja meluncurkan roket BM-21 yang diawali dari sebuah pangkalan di Bukit Khao Laem, yang berjarak sekitar 6 kilometer di selatan perbatasan Chong Chom, dan pihaknya membalas dengan mortir. Lalu, serangan roket berikutnya meluncur dari Pusat Pengembangan Perbatasan di distrik Kap Choeng.
Menjelang pukul 10.00 waktu setem...