
DALAM semangat pemberdayaan masyarakat berbasis pendidikan, Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) melalui program Hibah DPPM 2025 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, (Kemendiktisaintek) menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertemakan “Optimalisasi Peran Pendidikan Menengah dalam Ekosistem Saintek: Model Integratif Riset Terapan untuk SMA Negeri 2 Tangsel”.
Sebagai bagian dari kegiatan tersebut Universitas Prasmul juga berkolaborasi dengan SMAN 2 menyelenggarakan workshop bertajuk:
“Digital Research & Innovation for Future Learning: Membangun Generasi Riset Berbasis Teknologi.” di gedung SMAN 2 Tangsel.
Workshop menghadirkan para dosen dari Universitas Prasmul yakni Ketua Tim PkM yang juga dosen Digital Business Technology Syafrudi,Maria Zefanya Sampe dosen Business Mathematics serta Jessica I Tambunan dosen Pariwisata. Kegiatan ini dibuka Kepala Sekolah SMAN 2 Tangsel Abu Yazid dihadiri guru semua mata pelajaran.
Syafrudi menjelaskan Program ini merupakan inisiatif pemberdayaan berbasis masyarakat dengan fokus pada penguatan kemitraan dan inovasi riset di SMAN 2 Tangsel. Tujuannya mewujudkan sekolah berbasis riset yang terintegrasi dengan riset terapan dan teknologi digital, serta memanfaatkan potensi lokal secara optimal untuk mengurangi kesenjangan antara teori dan praktik dalam pembelajaran.
Secara garis besar, kata Syafrudi tim pelaksana mengidentifikasi dua permasalahan utama yakni keterbatasan akses dan penerapan riset terapan serta teknologi digital di sekolah dan kurangnya sinergi antara SMAN 2 Tangsel dengan lembaga riset dan industri di sekitarnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, dirancang tiga solusi strategis, yaitu Pengembangan Laboratorium Digital dan Program Bootcamp Mini Riset berupa pendirian laboratorium digital berbasis Internet of Things (IoT) dan pelatihan mini riset bagi siswa.
Syafrudi mengutarakan keberadaan SMA N 2 strategis dekat dengan kantor BRIN dan Taman Tekno. "SMAN 2 Tangsel merupakan sekolah unggulan dengan berbagai prestasi. Kami dari tim PKM Prasmul akan berupaya meng optimalkan sekolah ini dapat berbasis riset," kata Syafrudi seraya menambahkan Prasmul akan meundang BRIN dan Taman Tekno memberi edukasi dan riset ke SMAN 2 Tangsel.
Maria Zepanye Sampe menjelaskan tentang pengembangan Modul Integratif dan Pelatihan Guru berupa penyusunan modul pembelajaran yang memadukan riset terapan, coding, AI, dan pembelajaran berbasis proyek (P5), serta pelatihan peningkatan kapasitas guru.
Penguatan Kemitraan dengan Lembaga Riset dan Industri melalui penyusunan nota kesepahaman (MoU) dengan lembaga riset dan mitra industri untuk membuka peluang kolaborasi dan pendampingan praktis. Implementasi program dilakukan secara bertahap, mulai dari perencanaan, kick-off meeting, pelaksanaan workshop guru dan bootcamp siswa, hingga pendampingan dan evaluasi berkelanjutan, dengan melibatkan Dinas Pendidikan dan berbagai mitra penelitian.
Luaran yang diharapkan dari program ini meliputi peningkatan kapasitas mitra sekolah, publikasi artikel ilmiah di jurnal nasional dan media massa bereputasi, serta dokumentasi berbentuk video dan poster kegiatan. "Kita memahami tidak banyak orang yang mau menjadi peneliti padahal di negara maju riset amat penting dan strategis," tukas Maria.
Inspirasi
Dalam kesempatan sama Jessica I Tambunan mengingatkan bahwa riset bukan hanya kegiatan ilmiah di laboratorium. Riset adalah cara hidup, cara berpikir, dan cara memahami dunia. "Mari kita bersama menumbuhkan budaya riset di SMA agar siswa siap menghadapi masa depan," tegas Jessica.
Hemat dia, penyelesaian masalah dengan riset penting karena mendorong siswa tidak hanya berhenti pada pengamatan masalah, juga mampu mengidentifikasi akar persoalan serta merumuskan alternatif solusinya.Selain itu,mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dan berbasis data empirik, sehingga bengambilan keputusan tidak didasarkan pada asumsi semata. Menanamkan rasa tanggung, jawab sosial melalui pencarian solusi yang relevan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
"Juga mempersiapkan siswa menghadapi tantangan nyata dengan-cara berpikir kritis, kreatif, serta kolaboratif.Terutama di era digital dan media sosial atau medsos ini siswa yang sulit belajar dapat dan mampu secara kreatif mengatasinya dengan baik," tukasnya.
Hemat Jessica melalui kolaborasi Prasmul dan SMAN 2 diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengembangkan budaya riset dan inovasi berbasis teknologi, sekaligus memperkuat sinergi antara dunia pendidikan menengah, perguruan tinggi, dan industri.
Kepala Sekolah SMAN 2 Tangsel Abu Yazid memberi apresiasi pihak kampus Prasmul yang menggandeng sekolahnya berkolaborasi memfasilitasi dan mengedukasi para guru juga siswa SMAN 2 Tangsel dalam upaya membudayakan riset.
"Kami bersyukur upaya Prasmul gandeng kami ini tentu menambah spirit dan motivasi kami meningkatkan pembelajaran serta budaya riset di sekolah kami," pungkas Abu Yazid.(H-2)