
KEBAKARAN hutan dan lahan (Karhutla) mulai merambah kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Kehutanan Kalsel kerahkan Masyarakat Peduli Api (MPA) guna membantu pencegahan dan pemadaman kebakaran dalam kawasan hutan.
"Beberapa lokasi kawasan hutan ikut terbakar, sejauh ini berdasarkan laporan ada sekitar 20 hektare. Untuk pencegahan dan penanganan di lapangan kita telah mengerahkan semua sumber daya yang ada baik personel, sarana prasarana termasuk masyarakat peduli api (MPA), Polhut juga petugas Manggala Agni," ungkap Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fatimatuzahra.
Menurutnya kondisi cuaca panas ekstrem dan adanya aktivitas pembukaan lahan telah memicu terjadinya karhutla di Kalsel. Sejauh ini sepanjang 2025 terpantau 1.400 lebih titik api muncul di sejumlah wilayah Kalsel.
"Sebagian besar titik api dan kebakaran terjadi di areal APL, namun kita telah berkoordinasi dengan semua instansi terkait untuk penanganan dan pengendalian karhutla ini," kata Fatimatuzahra yang juga menjabat Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel.
Sementara, Irjen Kementerian Kehutanan, Komjen Joko Purwanto pada kegiatan Supervisi Pengendalian Karhutla di Kalsel, Selasa (29/7) petang, penanganan situasi darurat seperti karhutla harus dilakukan secara cerdas melalui indentifikasi masalah di lapangan.
"Harus ada crisis center, identifikasi masalah sehingga penanganan karhutla cepat dan tepat. Penting juga sosialisasi, kerjasama dan pemanfaatan alat komunikasi," tuturnya.
Joko juga menegaskan pentingnya keseragaman data antara pusat dan daerah, birokrasi anggaran bencana yang lebih mudah serta penentuan status darurat sesuai kondisi di lapangan.
"Karhutla itu ada dua peristiwa berbeda yaitu kebakaran dan pembakaran yang disengaja. Untuk aparat penegak hukum jangan takut untuk mengambil tindakan," tegasnya.
Dalam acara tersebut perwakilan dari BKSDA melaporkan kondisi kebakaran di kawasan hutan lindung dan konservasi di Kalsel. Sejak Maret 2025 muncul 16 titik api yang sebagian disebabkan adanya praktik pembukaan lahan. Salah kawasan hutan yang terbakar adalah Cagar Alam Sampanahan, Kotabaru seluas 15 hektare.
Berdasarkan laporan BMKG kondisi kemarau di wilayah Kalsel akan berlangsung hingga Oktober 2025 mendatang, dengan 85% wilayah Kalsel akan mengalami puncak kemarau pada periode Agutus hingga awal Oktober. (DY/E-4)