Liputan6.com, Jakarta Gal Gadot akkhirnya meralat ucapannya di sebuah acara TV Israel setelah kalimatnya terkait film Snow White menarik perhatian publik. Dalam ucapannya tersebut, ia menghubungkan kegagalan film Disney Princess ini dengan tekanan untuk mengkritisi Israel terkait krisis kemanusiaan di Gaza.
Dilansir dari Entertainment Weekly, Senin (18/8/2025), ia memberikan klarifikasi lewat sebuah unggahan Instagram Story yang dibagikan pada Minggu kemarin.
"Saya merasa terhormat bisa bergabung dalam wawancara luar biasa dengan pewawancara inspiratif, yang pertanyaannya langsung menyentuh hati. Terkadang kita menjawab pertanyaan dari sudut pandang emosional," tulis sang pemeran Evil Queen di film Snow White versi live action.
Ia mengaku, saat film tersebut dirilis dirinya mendapat hujan kritik dari golongan yang kontra terhadap Israel--negara asal Gal Gadot.
"Ketika filmnya dirilis, saya merasa orang-orang yang menentang Israel mengkritik saya dengan cara yang sangat personal, hampir seperti terjadi secara naluriah," tulisnya. Ia menambahkan,"Mereka melihat saya terutama sebagai orang Israel, bukan sebagai aktris. Itulah perspektif yang saya gunakan saat menjawab pertanyaan itu."
Nama Rachel Zegler tengah menjadi sorotan setelah dipercaya untuk memerankan karakter Snow White dalam versi live action. Aktris muda ini dikenal memiliki bakat akting dan kemampuan vokal yang mumpuni. Yuk simak selengkapnya dalam Fimela Update!
Gal Gadot Sebut Kegagalan Bisa Terjadi karena Banyak Faktor
Gal Gadot kemudian mengakhiri pernyataannya dengan menulis, "Tentu saja, film ini tidak gagal hanya karena tekanan dari luar. Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah film, dan kesuksesan bukan hal yang pasti terjadi."
Seperti diberitakan sebelumnya, Gal Gadot sempat ditanya soal kegagalan Snow White di box office dalam program wawancara selebriti di Israel, The A Talks, Kamis pekan lalu. Diwartakan The Jerusalem Post, pewawancara bertanya apa ia kesal dengan hasil film ini yang gagal total.
"Pertama-tama, saya harus mengakui bahwa saya sangat menikmati pembuatan film ini," kata bintang Wonder Woman.
Merasa Ditekan Harus Menentang Israel
Pemeran Evil Queen ini kemudian mencatat ada perubahan besar setelah 7 Oktober 2023, yaitu terjadinya serangan Hamas ke Israel. Sejak itu, ia merasa dipaksa untuk bicara menentang negaranya, Israel.
"Lalu 7 Oktober terjadi, dan apa yang terjadi di berbagai industri, termasuk Hollywood, adalah adanya tekanan besar pada selebritas untuk bersuara menentang Israel," Gal Gadot menyambung.
Wanita 40 tahun ini juga mencoba menjelaskan pada orang-orang mengenai "kenyataan dan apa yang terjadi" dari perspektifnya. Namun hasilnya tak sesuai harapan. "Saya kecewa karena film tersebut sangat terpengaruh oleh hal itu dan tidak mendapat hasil baik di box office," keluhnya.
Tentang Isu Ketegangan dengan Rachel Zegler
Gal Gadot juga sempat ditanya mengenai pengalamannya bekerja bersama Rachel Zegler sang pemeran Snow White, yang dikenal sebagai pendukung Palestina.
"Saya bahkan senang bekerja dengan Rachel Zegler. Kami tertawa, mengobrol, dan itu menyenangkan. Saya sebelumnya yakin film ini akan sukses besar," Gal Gadot mengenang.
Sekadar mengingatkan, sempat muncul isu bahwa hubungan Gal dan Rachel tak akur karena beda arah dukungan ini. Dilansir dari People pada Maret lalu, sejumlah sumber anonim yang dihubungi media ini menyatakan bahwa terasa ketegangan dalam hubungan keduanya.
“[Rachel Zegler] tak punya persamaan apa pun dengan Gal Gadot, seorang ibu dengan empat anak,” kata seorang sumber. Diteruskan, “Ditambah lagi, pandangan politik mereka berbeda, menambah ketegangan yang ada.”